Selasa 14 Nov 2023 09:59 WIB

Pengobatan Akhir Zaman, Mengobati Tanpa Obat, Alat, dan Jimat

Pengobatan Akhir Zaman membantu banyak orang yang membutuhkan layanan kesehatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Pelayanan kesehatan di Pengobatan Akhir Zaman
Foto:

Dalam Kajian Reboan itu, Anjrah juga diterapi langsung oleh Ustaz Haris. Karena, pada saat itu dia mengalami saraf kejepit dileher karena pernah jatuh dari kuda. Sebelum diterapi, ia pun hanya meminum obat anti nyeri. 

“Saya minum obat anti nyeri pagi siang sore malam selama dua tahun. Dengan izin Allah, dengan satu gerakan sit up kombinasi dari Ustaz Haris akhirnya langsung plong waktu itu,” kata Anjrah.

Karena merasakan manfaat terhadap pengobatan itu, Anjrah bersama Bilal terus menemani Ustaz Haris untuk menyebarkan metode tersebut. Pada November 2018, lalu mereka bertiga pun menyelenggarakan pengajaran publik pertama di Masjid Al Aqsha Klaten yang diikuti 140 peserta yang memiliki keluhan penyakit.

“Kenapa kita memilih masjid? Karena memang basic beliau itu bahwa ini untuk masyarakat luas untuk umat,” jelas Bilal di tempat yang sama. 

Setelah itu, Anjrah pun mulai menyusun kurikulum dalam pengajaran metode PAZ Al Kasaw. Setelah berdiskusi dengan Ustadz Haris kurang lebih satu tahun, disusunlah pembuatan buku panduan utamanya. Buku modul ini selesai kemudian diberi judul “Haris Moedjahid Sang Medical Hacker”.

Sejak saat itu, berduyun-duyun muslimin dan muslimah mendaftar dan hadir di pelatihan Pengobatan Akhir Zaman PAZ Al Kasaw. Peserta yang telah menguasai metode ini kemudian disebut dengan PAZtrooper. Sampai saat ini sudah ada sekitar 18 ribu PAZtrooper di seluruh Indonesia.

Pada 5 Juli 2020 lalu, Ustadz Haris dipanggil oleh Allah SWT. Kendati demikian, pengobatan PAZ Al Kasaw ini terus disebarluaskan oleh murid-muridnya. Walaupun, dalam perjalannya, PAZ Al Kasaw menemui banyak rintangan dan tantangan. 

Terinspirasi Alquran, Dituduh Sesat 

Pelatihan pengobatan PAZ Al Kasaw terus dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, dalam satu kali pelatihan bisa diikuti 100 peserta, 200 peserta, sampai pernah 800 peserta. Para peserta berasal dari berbagai latar belakang profesi, seperti ustadz, dokter, bidan, terapi tradisional lain, guru, tentara, polisi, dan berbagai profesi lain.

Ketua PAPKA (Perkumpulan Alumni Pelatihan Kesehatan Al Kasaw), Faisal Arif Musyaffak menjelaskan, di awal pelatihan biasanya ada kajian terlebih dahulu. Setelah kajian, baru memasuki sesi terapi agar pasien merasakan manfaatnya.

“Di kajian itu kita menjelaskan tentang pengobatan ini inspirasinya dari mana, kemudian polanya seperti apa. Dan teman-teman juga memahamkan bahwasanya kita mencoba meriset apa-apa inspirasi yang ada di Alquran ini,” ujar pria yang akrab dipanggil Fais ini.

 

 

Lihat halaman berikutnya >>>

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement