Rabu 25 Oct 2023 18:55 WIB

Gadis Muslim Ditarik Jilbabnya dan Disebut Teroris Saat Naik Kereta di New York City

NYPD mengatakan banyak kejahatan rasial tidak dilaporkan.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang gadis remaja Muslim diserang saat menaiki kereta bawah tanah New York City menuju sekolah. Kepolisian setempat sedang menyelidiki kemungkinan serangan kejahatan rasial lainnya berdasarkan keyakinan korban.

Menurut polisi, remaja berusia 16 tahun itu berada di dalam kereta 5, arah selatan mendekati Union Square sekitar pukul 09.00 pada Rabu (25/10/2023) ketika seorang pria duduk di sebelahnya. Pria itu mengatakan kepada gadis tersebut, “kamu seorang teroris, kamu tidak pantas berada di sini,” kemudian menarik jilbab yang dikenakan gadis itu.

Baca Juga

“Penumpang perempuan lain turun tangan untuk membantu gadis itu,” kata sumber polisi yang mengetahui langsung penyelidikan tersebut. 

Pria itu lari dan polisi masih mencarinya. Belum ada penangkapan yang dilakukan, dan polisi sedang menyelidikinya sebagai kemungkinan kejahatan rasial.

“Saya sangat menyesal untuk dia dan keluarganya serta semua orang di kota ini. Kami sedang melalui masa yang penuh tantangan saat ini. Tetapi saya ingin meyakinkan dia dan semua orang bahwa departemen kepolisian benar-benar menjaga semua orang di kota ini,” kata Detektif Mohamed Amin, dilansir dari NBC New York, Selasa (24/10/2023).

NYPD telah menyaksikan sejumlah kejahatan rasial sejak serangan teror Israel di Palestina. Seorang wanita Yahudi diserang di kereta bawah tanah di tengah kota pada 14 Oktober. Dalam insiden itu, wajah korban berusia 29 tahun dipukul secara acak oleh seorang pria di lorong kereta tujuh di stasiun Grand Central 42nd Street. 

Ketika dia bertanya kepada penyerang mengapa dia meninju wajahnya, tersangka hanya menjawab karena "Anda orang Yahudi." Pria tersebut kemudian keluar dari stasiun, sedangkan korban mengalami luka ringan.

Pengaduan bermotif anti-Muslim juga mengalami peningkatan sejak serangan tersebut, dengan tujuh pengaduan sebelum 8 Oktober sepanjang tahun dan lima pengaduan lainnya dalam tiga minggu terakhir.

Burhan Carroll dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di New York mengatakan organisasi tersebut dibanjiri panggilan telepon dan permintaan bantuan akhir-akhir ini. Kelompok ini mengatakan mereka mempunyai beberapa laporan langsung mengenai peningkatan Islamofobia.

"Masyarakat takut. Mereka sangat ketakutan hanya untuk menjalankan aktivitas sehari-hari," kata Carroll.

NYPD mengatakan banyak kejahatan rasial tidak dilaporkan, tapi Amin mengatakan sangat penting bagi anggota masyarakat untuk angkat bicara.

“Melaporkan kejahatan Anda sangat penting agar kita menghentikan orang-orang jahat ini melakukan hal tersebut kepada orang lain,” kata Amin. "Anda melewati batas, Anda melanggar hukum, itu tanggung jawab Anda. Tidak peduli siapa Anda. Kami tidak akan mentoleransi hal itu,” kata Amin.

NYPD mengatakan mereka memiliki petugas yang berbicara dalam berbagai bahasa dari berbagai latar belakang, dan menambahkan bahwa siapa pun yang memiliki masalah untuk dilaporkan dapat meminta untuk berbicara dengan seseorang yang mereka kenal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement