REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Perang Palestina-Israel berdampak luas. Salah satunya meningkatnya kebencian kepada Islam di Amerika Serikat (AS).
Dilansir di Sun Times, Jumat (20/10/2023), pemimpin Muslim di Chicago mengatakan ini adalah periode kebencian anti muslim terburuk yang pernah mereka saksikan.
“Hal ini menyebabkan gelombang kejutan di komunitas kami. Ada ketakutan yang nyata,” kata Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di Chicago Ahmed Rehab.
Periode kebencian anti-Muslim saat ini lebih buruk dibandingkan pasca-9/11 karena banyaknya ancaman dan karena anak-anak menjadi sasaran. Akhir pekan lalu, seorang pria menikam Wadea Al-Fayoume yang berusia enam tahun di Plainfield karena keyakinan Muslimnya. Rehab menyebut pembunuhan itu sebagai salah satu kejahatan rasial terburuk yang pernah ada di Amerika.
Pekan ini, seseorang mengirimkan surat kebencian ke sebuah sekolah Muslim di wilayah Chicago, memuji pembunuh Wadea. Aqsa School, sebuah sekolah Islam di Bridgeview, beralih ke pembelajaran jarak jauh pada Jumat (20/10/2023) setelah kepala sekolahnya menerima surat ancaman kebencian.
Seorang pria Lombard didakwa mengancam akan menembak dua pria Muslim di luar kompleks apartemen, Selasa (17/10/2023). Menurut Rehab, akar penyebab meningkatnya kebencian adalah narasi yang berfokus pada Israel di media. Pemberitaan tersebut ia yakini mengabaikan penderitaan rakyat Palestina.
Direktur Eksekutif Dewan Organisasi Islam di Greater Chicago Gregory Abdullah Mitchell mengatakan para pejabat terpilih dapat mengatasi akar masalah ini dengan mengakui hilangnya nyawa di Gaza.
“Mulailah menceritakan kisah keseluruhan cerita, bukan separuh cerita sehingga kita tidak mengobarkan kekerasan yang tidak perlu dan tidak masuk akal yang menimpa komunitas Muslim,” kata Mitchell.