Rabu 04 Oct 2023 17:29 WIB

Warga Palestina Tentang Serangan Pemukim ke Masjid Al Aqsa

Ratusan warga Palestina berunjuk rasa di Gaza.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Warga Palestina di tengah serangan Israel.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Warga Palestina di tengah serangan Israel.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Ratusan warga Palestina berunjuk rasa di Gaza pada Senin (2/10/2023) untuk memprotes serangan pemukim Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Unjuk rasa tersebut diadakan di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara atas seruan kelompok perlawanan Hamas, yang telah menguasai Gaza sejak 2007. Berbicara pada rapat umum tersebut, pemimpin senior Hamas Mushir al-Masri mengatakan Israel berusaha menerapkan realitas baru di Masjid Al-Aqsa.

Baca Juga

“Kami tidak akan membiarkan pendudukan (Israel) melanggar Al-Aqsa atau memaksakan rencana apa pun”, kata al-Masri dilansir dari laman Anadolu Agency pada Rabu (4/10/2023).

Dia menegaskan kembali bahwa serangan terus menerus oleh pemukim ke Masjid Al-Aqsa akan menyulut kemarahan seluruh wilayah.

Sebelumnya pada Senin, Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 1.142 pemukim Israel yang dijaga oleh polisi memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa melalui Gerbang Al-Mughrabi untuk merayakan hari raya Yahudi di Sukkot.

Adapun Sukkot adalah hari libur selama sepekan yang dimulai pada 29 September, dan akan berlanjut hingga 6 Oktober, mengakhiri musim hari raya Yahudi yang dimulai dengan merayakan hari raya Rosh Hashanah (Tahun Baru) pada 15 September.

Jalan menuju Masjid Al-Aqsa menjadi saksi serangan polisi Israel terhadap jamaah, mencegah mereka memasuki masjid.

Sementara Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Orang-orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Gunung Bait Suci, dan mengklaim bahwa tempat itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Di samping itu, Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Mereka mencaplok seluruh kota pada 1980, sebuah tindakan yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional. 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement