Selasa 26 Sep 2023 22:52 WIB

Kronologi Penculikan Anak yang Dilakukan Remaja Perempuan di Depok

Tersangka mengaku membutuhkan teman setelah ditinggal pacarnya.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus raharjo
Anak korban penculikan menangis/ilustrasi.
Anak korban penculikan menangis/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Seorang anak berinisial AH (11 tahun) diduga jadi korban penculikan seorang remaja perempuan berinisial AA (19 tahun) saat sedang bermain di lapangan di daerah Cipayung, Kota Depok, Rabu (20/9/2023). Beruntung korban belum dibawa jauh oleh pelaku dan berhasil diamankan kepolisian.

Kasat Reskrim Polres Metro Depok Kompol Hadi Kristanto menjelaskan, kejadian penculikan terjadi karena AA sakit hati dan sedih karena ditinggal pacarnya. Karena kesedihan ini, AA mengaku ingin ditemani sehingga membawa korban yang sedang main.

Baca Juga

"Kronologinya pada hari Rabu, tersangka berangkat dari rumah di Jagakarsa ke arah Limo dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian di lapangan tanah merah di daerah Cipayung melihat anak-anak yang sedang bermain layang-layang," ujar Kompol Hadi Kristanto saat konferensi pers di Mapolres Metro Depok, Selasa (26/9/2023).

Setelah melihat anak-anak itu bermain, tersangka dikatakan membujuk korban dengan layang-layang untuk mau ikut bersama AA dan naik motor. Korban yang mau dibujuk akhirnya naik ke motor dan ikut dengan tersangka.

Beruntungnya di tengah jalan ketika tersangka membawa korban berkeliling dengan motor, kendaraan AA kehabisan bahan bakar. Sementara tersangka tidak membawa uang, sehingga justru menyuruh korban untuk meminta-minta di jalan agar mendapat uang.

"Tersangka meminta korban untuk meminta-minta untuk dapat uang, sehingga uang tersebut dapat digunakan untuk beli bensin, beli nasi. Namun karena korban tidak mau, sehingga menangis berteriak lalu didatangi warga. Kemudian dilaporkan, datang dari kepolisian mengamankan dan membawa ke Polres Depok," kata Hadi.

Meski diculik, Hadi menjelaskan korban tidak mengalami kekerasan fisik. "Terhadap korban tidak ada indikasi kekerasan, kita sudah laksanakan visum serta sudah kita panggil orang tuanya tidak ada indikasi hal tersebut," ujarnya.

Dia juga menjelaskan, tersangka mengaku membutuhkan teman setelah ditinggalkan pacarnya. Pemilihan anak atau korban yang akan diculik juga diakui dipilih secara acak.

"Yang bersangkutan menyampaikan perlu teman karena merasa ditinggalkan oleh pacarnya dan dia secara acak mengambil atau menculik anak untuk dia bawa, untuk menemani dia sampai dengan batas waktu kapan kita juga tidak tahu," tegasnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement