Jumat 22 Sep 2023 10:32 WIB

Ulama dan Pesantren Takeran: Inilah Salah Satu Penyebab Trauma Umat Islam kepada PKI

PKI bermula dari perpecahan di kalangan Sarekat Islam

Wisatawan menikmati suasana di objek wisata Monumen Korban Keganasan PKI di Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Selasa (1/6/2021). Sebagian warga memanfaatkan libur Hari Lahir Pancasila untuk berwisata di objek wisata yang berada di kaki Gunung Wilis tersebut.
Foto:

Imbas Pembantaian Takeran Sampai ke Peristiwa G30SPKI 1965

Adanya warisan perseturan antara umat Islam dengan komunis yang dimulai pada 1920-an, kemudian meledak di Peristiwa Pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 inilah dicatat oleh sejarawan Australia sebagai sebuah warisan terbangunnya antipati santri-abangan yang pada waktu selanjutnya. Bahkan, situasi ini kemudian makin dipertegas dan dipupuk dalam persaingan partai politik selanjutnya.

Warisan peristiwa berdarah pembantaian umat Islam di Madiun tersebut, menurut Ricklefs, mulai semenjak itu berimbas pula ke angkatan darat. Mereka mulai secara penuh memandang PKI sebagai musuh karena dianggapnya menusuk Revolusi dari belakang ketika keadaan tengah genting-gentingnya oleh upaya Belanda untuk kembali masuk ke Indonesia.

“PNI (kemudian--Red) berada dalam posisi ambigu dalam persaingan ini. Para pemimpin dan kinstituen abangannya tidak tertarik pada Masyumi, mungkin karena agenda Islamisasi di dalamnya, tetapi mereka juga menjadi sasaran tindakan kekerasan PKI. Tahun-tahun berikutnya, PNI berusaha mengikuti arah angin politik, sebagaimana partai-partai lain, tetapi dengan sedikit banyak mengorbankan ideologi atau tujuan utamanya,’’ demikian tulis MC Ricklefs dalam bukunya, Mengislamkan Jawa.

Sedangkan pengamat militer DR Salim Said dalam berbagai kesempatan talkshow mengatakan imbas peristiwa Madiun terasa sampai pertiwa G30S PKI 1965. Menurut dia, begitu terjadi peristiwa berdarah itu maka umat Islam langsung terkenang akan peristiwa PKI Madiun pada 1948. Apalagi, jarak waktu antara 1948 ke 1965 belum terlalu jauh.

"Maka ketika ada peristiwa para jenderal jasadnya dimasukkan ke dalam sumur maka mereka langsung terkenang peristiwa yang serupa pada 17 tahun sebelumnya,'' ujar Salim Said seraya mengatakan saat itu di kalangan rakyat sudah langsung timbul suasana pertaruhan bertahan hidup atau menemui ajal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement