Selasa 19 Sep 2023 20:54 WIB

Pengakuan Halimah Menyaksikan Keajaiban Saat Menyusui Nabi Muhammad SAW

Halimah bisa merasakan berkah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad
Foto: Dok Republika
Ilustrasi kaligrafi Nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Halimah As Sadiyah adalah seorang ibu yang menyusui Nabi Muhammad SAW. Halimah bisa merasakan berkah yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana dikatakan Ibnu Ishaq bahwa Halimah pernah berkisah, suatu ketika dia pergi dari negerinya bersama suaminya dan anaknya yang masih kecil yang masih disusuinya bersama beberapa wanita dari Bani Sa'ad. Tujuan mereka adalah mencari anak yang bisa disusui. 

Baca Juga

Halimah berkata bahwa kejadian itu terjadi pada masa paceklik, tidak banyak kekayaan mereka yang tersisa.

Halimah memulai ceritanya, "Aku pergi sambil naik keledai betina berwarna putih milik kami dan seekor unta yang sudah tua dan tidak bisa diambil susunya lagi walau setetes."

"Sepanjang malam kami tidak pernah tidur karena harus menidurkan bayi kami yang terus-menerus menangis karena kelaparan, air susu milikku juga tidak bisa diharapkan sekalipun kami tetap masih bisa mengharapkan adanya uluran tangan dan jalan keluar."

"Aku pun pergi sambil menunggang keledai betina milik kami dan pergi tak pernah turun dari punggungnya sehingga keledai itu pun semakin lemah kondisinya."

"Akhirnya kami serombongan tiba di Makkah dan kami langsung mencari bayi yang bisa kami susui. Setiap wanita dari rombongan kami yang ditawari Nabi Muhammad SAW (saat masih bayi) pasti menolaknya setelah tahu bahwa beliau adalah anak yatim."

"Tentu itu tidak mengherankan sebab memang kami mengharapkan imbalan yang cukup memadai dari bapak bayi yang hendak kami susui, kami semua berkata bahwa dia (Nabi Muhammad SAW) adalah anak yatim, tidak ada pilihan bagi ibu dan kakek beliau karena kami tidak menyukai keadaan seperti itu." 

Halimah berkata, "Setiap wanita dari rombongan kami sudah mendapatkan bayi yang disusuinya kecuali aku sendiri."

"Ketika kami sudah siap-siap untuk kembali aku berkata kepada suamiku, 'Demi Allah aku tidak ingin kembali bersama teman-teman wanitaku tanpa membawa seorang bayi yang disusui, demi Allah aku benar-benar akan mendatangi anak yatim itu dan membawanya.'" 

Suami Halimah berkata, "Memang ada baiknya jika kamu melakukan hal itu, semoga saja Allah mendatangkan berkah bagi kita pada diri anak itu."

Halimah melanjutkan ceritanya, "Maka aku pun menemui bayi itu (Nabi Muhammad SAW). Ketika aku menggendongnya seakan-akan aku tidak merasa repot karena mendapat beban tambahan, aku segera kembali menghampiri hewan tungganganku dan ketika puting susu aku sodorkan kepadanya (Nabi Muhammad SAW), bayi itu bisa menyedot air susu sesukanya dan meminumnya hingga kenyang."

"Anak kandungku sendiri juga bisa menyedot air susu sepuasnya hingga kenyang. Setelah itu keduanya tertidur pulas, padahal sebelum itu kami tidak pernah tidur pulas karena mengurus bayi kami." 

"Suamiku menghampiri unta yang sudah tua, ternyata air susunya menjadi penuh. Maka kami memerahnya, suamiku bisa minum air susu unta kami, begitu juga aku, hingga kami benar-benar kenyang. Malam itu adalah malam yang terasa paling indah bagi kami."

Suami Halimah berkata, "Demi Allah, tahukah kamu wahai Halimah, kamu telah mengambil satu jiwa yang penuh berkah." Halimah juga berkata, "Demi Allah aku juga berharap yang demikian."

Kemudian Halimah dan suaminya siap-siap pergi menunggangi keledai, semua bawaan juga dinaikkan bersama di atas punggung keledai itu. Keledai yang awalnya sudah lemah itu kemudian menjadi perkasa lagi.

Kisah Halimah ini dilansir dari Sirah Nabawiyah yang ditulis Syekh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, diterjemahkan Kathur Suhardi, diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, 2012.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement