Komisi Nasional Perlindungan Hak Anak India mengatakan telah mencatat apa yang terjadi dan berniat mengambil tindakan hukum. Namun, menurut laporan media India, ayah anak laki-laki Muslim yang menjadi korban tersebut menolak untuk mengajukan pengaduan ke polisi.
Dia mengatakan kepada wartawan dia mengeluarkan putranya dari sekolah tersebut. Pihak sekolah pun disebut setuju mengembalikan biaya masuknya.
Polisi berusaha meyakinkan sang ayah untuk mengajukan pengaduan resmi terhadap guru tersebut, yang juga pemilik sekolah tersebut.
"Ketika anak saya pulang kemarin dia menangis. Kami tidak menganggapnya serius. Kami pikir guru pasti menghukumnya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Namun ketika kami melihat videonya, kami terkejut," ujar ibu dari anak tersebut.
India, yang merupakan rumah bagi lebih dari 200 juta warga Muslim, mengalami peningkatan kekerasan terhadap kelompok minoritas sejak BJP berkuasa pada 2014. Banyak umat Islam telah diserang dan puluhan orang dibunuh oleh ekstremis Hindu dalam beberapa tahun terakhir.
Situasi semakin kritis di negara bagian UP, yang dipimpin oleh seorang biksu Hindu Yogi Adityanath, yang juga seorang pemimpin BJP. Pemerintahan UP bahkan menggunakan iklan bernuansa komunal yang menggambarkan umat Islam sebagai orang yang melakukan kekerasan untuk menenangkan pemilih.