REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON — Seorang Muslim AS mendapatkan perlakuan tak baik oleh seorang karyawan maskapai penerbangan karena keterlambatan penerbangannya di Bandara Ben Gurion Israel. Padahal, keterlambatan penerbangan disebabkan oleh pemeriksaan dan penggeledahan bahkan sampai dibuat telanjang oleh staf keamanan, hanya karena dia seorang Muslim.
Dilansir dari Middle East Monitor, Rabu (16/8/2023), sebuah video konfrontasi karyawan dengan Muslim AS telah dibagikan secara luas di media sosial.
Pria itu, yang dikenal secara online sebagai WayOfLifeSq, sedang melakukan perjalanan dari Tel Aviv ke Bandara Newark di New Jersey, dengan penerbangan United Airlines dan tampaknya dikenakan pemeriksaan keamanan tambahan oleh pihak keamanan bandara.
"Mereka membuat saya menanggalkan pakaian karena saya seorang Muslim," ujarnya.
Muslim AS itu meminta petugas untuk bisa menghormatinya dan menjelaskan alasannya, namun petugas itu justru menjawab, “Tiga ratus orang sedang menunggumu. Tolong berhenti bicara dan naik pesawat.” Dia terlihat sedang berjalan saat percakapan ini sedang berlangsung.
"Kalau begitu beri tahu Israel, kenapa mereka menahanku?" katanya lagi. “Tiga ratus orang sedang menunggu? Itu bukan salahku." ujar pria Muslim itu.
“Abu, mengapa Anda berbicara kepada saya seperti itu?" tanya petugas wanita lagi.
“Ke arah mana? Saya meminta Anda untuk naik ke pesawat karena 300 penumpang sedang menunggu Anda,” katanya lagi.
Pada saat ini, pria Muslim itu bertanya lagi padanya, "Apakah kamu tahu bahwa mereka membuatku digeledah?"
Ketika dia akhirnya naik pesawat, dia berbicara kepada sesama penumpang. “Teman-teman, maafkan saya, itu bukan salahku. Mereka menahan saya dalam keamanan, mereka membuat saya telanjang, saya disini selama 3 jam, mereka membuat saya telanjang, hanya karena saya seorang muslim, itulah kenyataannya. Maafkan saya.”
Begitu duduk, dia menangis. "Aku hanya ingin diperlakukan seperti manusia untuk sekali ini." Penumpang lain terdengar berkata kepadanya, "Saya minta maaf Anda mengalami kesulitan dengan keamanan."
Sumber: