Senin 31 Jul 2023 20:23 WIB

Masjid Al Busiri dan Puisi Burda yang Terkenal

Shalawat Burda berisi syair-syair pujian tentang Nabi Muhammad.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Masjid Al Busiri
Foto: Egyptian Streets
Masjid Al Busiri

REPUBLIKA.CO.ID,ALEXANDRIA -- Shalawat Burda berisi syair-syair pujian tentang Nabi Muhammad SAW. Syair ini diciptakan oleh Imam Al Busiri dari Mesir. Di Indonesia pun shalawat Burda kerap dilantunkan terutama oleh kaum Nahdliyin.

Shalawat burda terkenal bukan saja karena berisi tentang luapan kerinduan terhadap sosok Nabi Muhammad SAW, tetapi juga terkenal karena keindahan kata-katanya sehingga dianggap sebagai karya puisi terbaik sepanjang masa. Misalnya baris “Mawlāya şalli wa sallim dā-iman Abadan, 'Alā Ĥabībika Khayril khalqi kullihimi"(Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat taqdim dan keselamatan kepada kekasih-Mu (Muhammad) yang terbaik di antara semua mahkluk.”

Baca Juga

Shalawat ini bergema di dalam hati banyak Muslim dari seluruh dunia, bahkan mereka menghafalnya meski tidak mengetahui sejarah dan asal puisi itu. Dikutip dari Egyptian Streets pada Senin (31/7/2023), sebuah Masjid Al Busiri berdiri di jantung Kota Aleksandria, sebagai bukti pengaruh mendalamnya syair Burda. Karenanya, Masjid Al Busiri dianggap sebagai tempat yang sangat penting bagi para pengikut sufi dalam perjalanan spiritual mereka.

Masjid ini terletak di Medan El Masaged (Square of the Mosques) di Anfushi, Alexandria, berdiri menghadap Masjid Al Mursi Abu Al-Abbas yang terkenal di kalangan orang Mesir. Meski tidak terlalu terkenal di negaranya sendiri, tetapi Masjid Al Busiri justru memiliki banyak pengunjung internasional karena puisi Burda.

Imam Masjid Al Busiri, Sheikh Mohamed Youssef, mengatakan, masjid ini penting sebagai tempat perlindungan Sufi di jantung Kota Alexandria. Masjid tersebut juga menyambut pengunjung setiap hari dari berbagai negara, termasuk Tunisia, Malaysia, India, Turki, Indonesia, Maroko, dan kadang-kadang dari negara-negara Levant dan Eropa.

Youssef membagikan kisah Al Busiri menulis puisi sebagai bentuk penyucian diri dan penyembuhan dari penderitaan fisik. Dalam bahasa Arab, kata burda diterjemahkan menjadi 'tanjung', dan ini merujuk pada tanjung yang diyakini telah digunakan dalam mimpi Al Busiri oleh Nabi Muhammad untuk menyembuhkannya dari penyakitnya. Hingga hari ini, orang-orang dari seluruh penjuru dunia mengaitkan atribut penyembuhan mental dan fisik dengan syair tersebut.

Sesuai penjelasan Syekh, masjid adalah tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai latar belakang masyarakat, mulai dari kaya hingga miskin dari diplomat hingga buruh berpenghasilan rendah. Namun demikian, dia menyoroti bahwa belakangan ini, orang miskin telah menjadi lebih sering hadir karena kedekatan mereka yang lebih kuat dengan masjid.

Tasawuf adalah spektrum

Youssef juga menjelaskan bahwa pengunjung masjid ini berasal dari berbagai latar belakang agama. Mereka belum tentu memproklamirkan diri sebagai sufi, karena sufisme bukanlah label yang jelas, melainkan sebuah spektrum, dengan banyak Muslim menggabungkan berbagai elemen darinya.

“Sufisme bukanlah aliran pemikiran (mazhab) yang berbeda, melainkan lebih merupakan cara atau pendekatan (manhag),” ujar Youssef. “Sufisme tidak boleh dilihat secara terpisah, itu mewakili cara berpikir, merangkul spiritualitas, dan memelihara hati yang sehat dan terhubung, daripada mengisolasi diri dari Islam asli. Itu sebabnya masjid ini sering dikunjungi oleh semua jenis umat Islam,” tambahnya.

Selama bertahun-tahun, Burda dengan setia dibacakan setiap hari Jumat oleh para pengikut tarekat Qadiriyyah-Qasimiah Sufi dalam halaqet zikir (pertemuan zikir) pekanan. Namun, pertemuan ini telah dilarang selama tiga tahun terakhir karena larangan berkumpul yang diberlakukan atas alasan keamanan nasional.

Sumber:

https://egyptianstreets.com/2023/07/30/sufi-sanctum-in-alexandria-al-busiri-mosque-and-the-revered-burda-poem/amp/

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement