REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, tantangan dalam dunia pendidikan dan dunia usaha semakin nyata. Karena itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar abbas mendorong agar dunia pendidikan dan usaha beradaptasi.
“Di tengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin meningkat tampaknya dunia pendidikan dan dunia usaha harus mampu beradaptasi karena kalau tidak maka kampus-kampus dan mal-mal yang ada bisa-bisa hanya menjadi sarang burung walet,” ujar Anwar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (10/7/2023).
Dia mengatakan, burung walet pun sebenarnya masih bisa mendatangkan keuntungan. Namun, kata dia, kalau burung-burung dan binatang yang hidup di sana adalah burung dan binatang yang tidak berharga seperti tikus dan burung-burung kecil lainnya, maka tentu kerugian besarlah yang akan terjadi.
“Untuk itu dunia pendidikan dan dunia usaha harus sama-sama berbenah. Artinya bagaimana dunia pendidikan harus bisa mengantisipasi perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha dan perilaku konsumen,” ucap pengamat sosial ekonomi ini.
Menurut dia, hal ini penting untuk diperhatikan dan diseriusi, karena saat ini banyak mal-mal dan pusat pertokoan serta ruko-ruko yang kosong karena kehadiran dari marketplace . “Juga di samping itu kita lihat lebih dari 30 perusahaan taxi tutup dengan hadirnya ojek online di mana para konsumen bisa memesan kendaraan dengan menggunakan teknologi internet dengan memanfaatkan aplikasi pada smartphone,” kata Buya Anwar.
Tidak hanya itu, lanjut dia, ke depan juga akan banyak lembaga-lembaga keuangan seperti bank, BPR, LKM dan koperasi akan merosot. Karena, para nasabahnya telah berpindah ke fintech, branchless bank, peer-to-peer (P2P) lending, dan lain-lain.
Jika kondisi seperti itu tidak dapat diantisipasi oleh dunia pendidikan, menurut dia, maka sekolah-sekolah dan kampus-kampus akan ditinggalkan oleh mahasiswanya. Apalagi, perusahaan sekarang sudah tidak lagi melihat dan mempersoalkan asal kuliah atau nilai IPK-nya, tapi lebih melihat kepada apa yang bisa mereka sumbangkan kepada pihak perusahaan.
“Jadi tampak sekali dunia usaha saat ini dan ke depan akan sangat membutuhkan kompetensi dan integrity yang mumpuni dari sang pelamar yang mereka harapkan akan dapat membantu dan membuat perusahaan mereka tidak hanya sekedar survive tapi juga bisa growing atau tumbuh dan berkembang dengan baik,” kata Buya Anwar.
Untuk itu, menurut dia, di tengah-tengah persaingan yang ketat saat ini dunia pendidikan dituntut untuk bisa melakukan dan meningkatkan link and match atau relevansi dari dunia pendidikan yang diselenggarakannya dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha, serta dunia industri khususnya.
Selain itu, dunia pendidikan juga diharapkan bisa melahirkan lulusan-lulusan yang kreatif dan inovatif serta memiliki integrity yang tinggi. “Ini penting dilakukan secara simultan untuk membuat dunia usaha dan dunia pendidikan kita mampu mendorong terjadinya akselerasi agar negeri ini bisa menjadi negeri yang maju yang diperhitungkan oleh dunia, di mana rakyatnya hidup dengan aman, tenteram, damai, sejahtera dan bahagia,” jelas Ketua PP Muhammadiyah ini.