Kamis 29 Jun 2023 00:45 WIB

Seorang Jenderal Rusia Sudah Tahu Rencana Pemberontakan Wagner

Jenderal Sergey Surovikin sudah mengetahui Wagner akan melakukan pemberontakan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, Jenderal Sergey Surovikin sudah mengetahui bahwa pemimpin dan pendiri tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin telah merencanakan pemberontakan
Foto: AP
Wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, Jenderal Sergey Surovikin sudah mengetahui bahwa pemimpin dan pendiri tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin telah merencanakan pemberontakan

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, Jenderal Sergey Surovikin sudah mengetahui bahwa pemimpin dan pendiri tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin telah merencanakan pemberontakan terhadap pejabat pertahanan Moskow. New York Times yang mengutip pernyataan pejabat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (27/6/2023) melaporkan, para pejabat mencoba untuk mengetahui apakah Surovikin membantu merencanakan tindakan Prigozhin akhir pekan lalu.

Pejabat AS juga mengatakan ada tanda-tanda bahwa jenderal Rusia lainnya mungkin juga mendukung Prigozhin. Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait laporan tersebut. Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia juga tidak menjawab pertanyaan Reuters.  

Surovikin dijuluki "Armagedon Umum" oleh media Rusia. Dia ditugaskan untuk memimpin operasi militer di Ukraina pada Oktober.  Namun pada Januari Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu menunjuk Kepala Staf Umum Valery Gerasimov untuk mengawasi operasi militer tersebut, dan Surovikin sebagai wakilnya.

Sebelum melancarkan pemberontakan, Prigozhin telah melontarkan kebencian terhadap Shoigu dan Gerasimov. Prigozhin menyalahkan mereka atas kegagalan operasi militer Rusia di Ukraina dan kurangnya dukungan amunisi untuk pejuang Wagner.

Surovikin mendesak kelompok Wagner untuk tidak melakukan pemberontakan, dan kembali ke pangkalan. Namun Prigozhin dan pasukannya bergerak maju ke wilayah Rusia. Setelah menduduki Kota Rostov-on-Don di Rusia selatan selama akhir pekan, Prigozhin membatalkan upaya pemberontakan dalam jarak 200 kilometer dari Moskow.

Prigozhin dan pasukan Wagner saat ini berada di Belarusia. Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (26/6/2023) menyampaikan pidato pertamanya sejak pemberontakan singkat yang dipimpin oleh  Prigozhin selama akhir pekan lalu. Putin memberikan tiga opsi kepasa anggota Wagner yang mengambil bagian dalam pemberontakan, yaitu bergabung dengan tentara Rusia, pulang ke keluarga mereka, atau pergi ke Belarusia.

“Kami tahu bahwa sebagian besar pejuang dan komandan kelompok Wagner juga adalah patriot Rusia, mengabdi pada rakyat dan negara mereka.  Mereka membuktikannya dengan keberanian mereka di medan perang (di Ukraina),” kata Putin, dilaporkan Al Arabiya.

"Hari ini Anda memiliki kesempatan untuk terus melayani Rusia dengan menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan atau lembaga penegak hukum lainnya, atau kembali ke keluarga dan teman Anda, atau siapa pun yang mau bisa pergi ke Belarusia. Saya ulangi, pilihan ada di tangan Anda, tetapi saya yakin itu akan menjadi pilihan tentara Rusia yang telah menyadari kesalahan tragis mereka," ujar Putin.

Putin mengatakan, dia memberi perintah untuk menghindari pertumpahan darah sejak awal pemberontakan. Putin juga memberikan kesempatan kepada pasukan Wagner untuk memikirkan kembali pemberontakan mereka dan implikasinya bagi negara. Putin juga menuduh Ukraina dan Barat ingin melihat tentara Rusia saling membunuh.

"Mereka bermimpi membalas dendam atas kegagalan mereka di depan dan serangan balik, tetapi mereka salah perhitungan," ujar Putin.

Putin memuji sikap patriotik warganya...

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement