Rabu 28 Jun 2023 07:40 WIB

Kemenag Diharap Buat Jargon Haji Ramah Lingkungan Tahun Depan

Haji ramah lingkungan perlu diarusutamakan untuk meningkatkan kesadaran jamaah.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Pasukan kebersihan berbaju hijau dikerahkan di jamarat, untuk menjaga kebersihan di lokasi tempat melontar jumrah di Mina, Senin (12/9). (Republika/ Amin Madani)
Foto: Republika/ Amin Madani
Pasukan kebersihan berbaju hijau dikerahkan di jamarat, untuk menjaga kebersihan di lokasi tempat melontar jumrah di Mina, Senin (12/9). (Republika/ Amin Madani)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Peneliti Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, Dadi Darmadi menyampaikan, haji ramah lingkungan perlu diarusutamakan untuk meningkatkan kesadaran para jamaah tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan saat melaksanakan ibadah haji atau umroh di Tanah Suci.

Dadi menjelaskan, ada banyak ton sampah yang tersisa setiap tahun setelah digelarnya ibadah haji. Misalnya pada musim haji tahun 2022 lalu, sebanyak 128 ribu ton sampah telah dikeluarkan dari Makkah dan tempat suci selama periode antara 1 dan 10 Dzulhijah (30 Juni–9 Juli 2022).

Baca Juga

Di musim haji yang sama, sampah yang dihasilkan dari jamaah haji Indonesia itu sebanyak 11 ribu ton lebih yang merupakan sisa konsumsi jamaah haji Indonesia. Sampah ini berasal dari sekitar 11 juta kotak makanan dan 35 juta botol minum yang disediakan oleh 46 perusahaan penyedia konsumsi bagi 100 ribu lebih jamaah haji Indonesia di musim haji 2022.

Karena itu, Dadi menilai, Kementerian Agama perlu membuat jargon haji tahun depan yaitu 'Haji Ramah Lingkungan'. "Pemerintah tahun ini punya jargon Haji Ramah Lansia, bagaimana kalau tahun depan kita gelorakan Haji Ramah Lingkungan," tuturnya dalam agenda Greenpeace dan Ummah for Earth yang digelar di Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Dadi mengungkapkan, peran strategis soal penyelenggaraan haji tentu ada di pemerintah yang dalam hal ini Kementerian Agama. "Haji ini ya pemerintah, dan tentu saja dengan stakeholder lain. Syukur-syukur kita bisa beraudiensi dengan Menteri Agama, untuk mempromosikan haji ramah lingkungan ini," ungkapnya.

Menurut Dadi, apa yang telah dibuat oleh Ummah for Earth Greenpeace melalui aplikasi Green Hajj patut diapresiasi karena ini merupakan panduan tentang seperti apa haji yang ramah lingkungan.

"Ada aplikasi itu, yang sudah dikembangkan dari 2016 yang diluncurkan di Maroko. Bukunya juga sudah ada, modulnya sudah bagus. Tinggalkan ini bagaimana disinergikan dengan program yang ada di pemerintah," katanya.

Acara bertajuk 'Menghijaukan Haji dan Umrah Kita: Menjadi Haji yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan' itu dihadiri sejumlah pembicara. Antara lain Aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional Dr Fachruddin Mangunjaya, Peneliti Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta sekaligus Antropolog Agama dan Kebijakan Publik Dadi Darmadi MA, Anggota Dewan Kehormatan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) HB Tamam Ali, dan Miss Eco Indonesia Intan Wisni Permatasari.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement