REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Otoritas Federal untuk Sumber Daya Manusia Pemerintah (FAHR) Uni Emirat Arab (UEA) telah merilis surat edaran yang memberi tahu semua kementerian dan entitas federal tentang liburan Idul Adha yang akan datang dan Hari Arafat. UEA memutuskan libur Idul Adha akan berlangsung selama empat hari.
Dilansir dari Gulf News, Ahad (11/6/2023), pemerintah federal akan menetapkan hari libur dari 9 hingga 12 Dzulhijah 1444 H. Otoritas Sumber Daya Manusia Pemerintah telah mengumumkan hari libur resmi Idul Adha untuk karyawan sektor publik.
Deklarasi ini mengikuti keputusan Kabinet tentang hari libur umum yang disetujui untuk sektor pemerintah dan swasta di UEA untuk tahun 2023.
Otoritas menyambut Presiden Yang Mulia Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai, Yang Mulia Anggota Dewan Tertinggi dan Penguasa Emirates, dan orang-orang UEA dan negara-negara Arab dan Islam pada kesempatan itu.
Idul Adha jatuh pada hari ke 10 Dzulhijah, bulan kedua belas dan terakhir dalam kalender Islam. Bulan ini juga merupakan bulan berlangsungnya ibadah haji, salah satu rukun Islam yang wajib bagi Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial.
Idul Adha juga disebut hari raya qurban karena pada saat itu, mereka yang berkecukupan juga dianjurkan untuk berqurban. Pelaksanaan pemotongan hewan kurban biasanya dilakukan setelah sholat Idul Adha.
Pada hari raya ini, umat Muslim biasanya berkumpul dengan saudara mereka, saling membagikan makanan atau parsel kepada tetangga, dan mereka yang membutuhkan. Namun, tradisi ini akan berbeda satu negara ke negara lain.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
