Kamis 01 Jun 2023 21:15 WIB

80 Persen Perkara yang Ditangani Pengadilan Agama Sukabumi Masih Soal Perceraian

Salah satu faktor yang menjadi alasan terjadinya perceraian adalah masalah ekonomi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus raharjo
Ilustrasi Sidang Perceraian
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Sidang Perceraian

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kasus perceraian mendominasi perkara yang ditangani Pengadilan Agama (PA) Kota Sukabumi yang ditangani setiap tahunnya. Dimana, penyebab tingginya perceraian karena masalah ekonomi keluarga.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Pengadilan Agama Kota Sukabumi, Erlan Naofal disela-sela talkshow Radio Swara Perintis bertemakan Kedudukan, Kewenangan dan Hak Protokoler Pengadilan Agama. "Sebenarnya, Pengadilan Agama memiliki cakupan tugas yang luas tidak hanya menangani perkara perceraian rumah tangga saja," ujar Erlan Naofal, Kamis (1/6/2023).

Baca Juga

Akan tetapi juga perkara perwalian, hak waris, ekonomi syariah, zakat, wakaf, dan sengketa lainnya. Selain itu Pengadilan Agama yang berada dibawah Mahkamah Agung juga memiliki kewenangan relatif dan kewenangan absolut.

Namun Pengadilan Agama cukup tinggi menangani kasus perceraian. Pasalnya, setiap tahun PA Sukabumi menangani hampir seribu perkara.

Dengan 80 persen di antaranya merupakan perkara perceraian. Erlan menerangkan terkait perkara perceraian yang ditangani oleh Pengadilan Agama Kota Sukabumi jumlahnya mengalami kenaikan pada beberapa waktu terakhir.

"Salah satu faktor yang menjadi alasan terjadinya perceraian adalah masalah perekonomian," ujar Erlan. Meskipun Kota Sukabumi yang sedikit saja kotanya hanya tujuh kecamatan, itu hampir seribu perkara per tahun.

Menurut Erlan, hampir 80 persen perkara perceraian itu seperti dispensasi nikah, isbath, dan perwalian. Dari kasus perceraian ini didominasi oleh cerai gugat karena memang ekonomi dan kedua karena lama ditinggal suami.

Oleh karena itu Erlan mengimbau kepada masyarakat untuk membina rumah tangga mereka dengan baik dan kokoh serta menjadikan agama sebagai pondasinya. Sebab, dalam pernikahan itu bukan hanya masalah cinta.

Akan tetapi lanjut Erlan, selain cinta yang paling penting adalah keimanan. "Ketika memilih pasangan jangan hanya melihat cantik, ganteng, kaya, tapi yang pertama ditekankan oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama," tegas dia.

Hal ini kata Erlan, karena yang namanya pernikahan kalau pondasinya tidak kokoh, seperti membuat bangunan, bangunan ketika tidak kokoh diterpa angin sedikit akan roboh. Oleh karenanya harus diperkuat dengan keimanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement