Rabu 24 May 2023 16:10 WIB

Pengamat: Anies Mulai Pancing Capres Adu Gagasan

Anies menggunakan silent operation dan bahkan cenderung tidak merespon.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus Yulianto
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul
Foto: Istimewa
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Calon presiden dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, Anies Baswedan, mulai mengubah pola komunikasi politik. Di awal sejak dideklarasikan sebagai capres oleh tiga partai yakni Nasdem, PKS dan Demokrat, Anies masih menahan diri tidak menyerang calon-calon lawan.

Namun kini, kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Andalas Najmuddin Rasul, Anies mulai memancing perdebatan dengan capres-capres lain. Salah satu contoh adalah ketika ia berpidato pada acara PKS beberapa hari lalu di mana Anies membandingkan keberhasilan pembangunan jalan nasional di era Presiden RI ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dibandingkan era Presiden Joko Widodo.

"Selama ini, saya perhatikan Anies menggunakan silent operation dan bahkan cenderung tidak merespon. Kini, ia mulai menyerang kubu lawan dengan membocorkan data perbandingan pembangunan infrastruktur era SBY dan Jokowi," kata Najmuddin, Rabu (24/5/2023).

Najmuddin melihat, Anies menyerang kubu Ganjar dengan cara yang sesuai etika politik. Di mana mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin adanya perdebatan dan adu gagasan antara calon presiden.

 

"Anies menginginkan perdebatan antar Capres Cawapres dengan adu argumentasi, visi, misi, strategi untuk pembangunan nasional tahun 2024-2029," ujar Najmuddin.

Pada acara Milad ke 21 PKS, di Istora Senayan Jakarta pada Sabtu (20/5/2023) lalu, Anies menyinggung, pembangunan jalan nasional di era SBY lebih banyak dari pada era Jokowi. Jokowi, menurut Anies, lebih banyak membangun jalan tol alias jalan berbayar. Sedangkan di masa SBY, lebih banyak pembangunan jalan  nasional yang dapat dilalui semua rakyat secara gratis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement