Ahad 14 May 2023 20:09 WIB

Sihir, Mukjizat, dan Karamah tidak Sama Satu Sama Lain? Ini Penjelasan Pakar

Islam melarang praktik sihir dengan dalih apapun

Praktik sihir atau ilmu hitam (ilustrasi).Kekuatan dukun tak hanya dipercaya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.
Foto: www.freepik.com
Praktik sihir atau ilmu hitam (ilustrasi).Kekuatan dukun tak hanya dipercaya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang menyalahartikan sihir, mukjizat, dan karamah yang disamaratakan. Padahal, ketiga hal tersebut berbeda sama sekali. 

Mukjizat dan karamah lebih banyak merupakan kekuatan luar biasa langsung dari Allah SWT sebagai upaya untuk meyakinkan seseorang atau kelompok akan sebuah kebenaran yang diragukan oleh sekelompok orang. 

Baca Juga

Untuk meyakinkan mereka, Allah SWT memberikan ke istimewaan kepada hamba-Nya untuk melemahkan usaha orang lain guna melemahkan kebenaran itu. 

Sementara, sihir lebih merupakan keterampilan manusia untuk menguasai sub-conciousnes orang-orang tertentu sehingga seolah-olah terjadi keajaiban atau keluarbiasaan. 

Sebagian cara kerja sihir itu menggunakan keterampilan teknis manusia dan sebagian lainnya menggunakan cara-cara mistis, dalam istilah populer tradisi Islam dengan menggunakan jin. 

Sihir umumnya berkonotasi negatif. Berbeda dengan mukjizat dan karamah yang lebih berkonotasi positif. Keberadaan sihir diakui dalam Alquran dan hadits. Tidak kurang 12 kali kata sihir disebutkan di dalam Alquran dan di dalam hadits lebih banyak lagi. Di antara ayat itu ialah. 

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِيينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا  يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَاا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan me reka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). 

Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudarat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (QS al-Baqarah [2] ayat 102).

Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh

Mukjizat sebagai sebuah perbuatan luar biasa yang berbeda dengan sihir, tetapi bagi orang yang tidak mendapatkan petunjuk tidak bisa membedakan antara mukjizat dan sihir sebagaimana dinyatakan dalam ayat: 

فَلَمَّا جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُفْتَرًى وَمَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ

"Maka tatkala Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat-mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata: Ini tidak lain hanyalah sihir yang di buat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu." (QS al-Qashash [28]: 36).   

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement