REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Luar Negeri Qatar memberikan pernyataan tegas seputar permasalahan Palestina dan Israel yang tak kunjung berkesudahan. Negeri yang belum lama ini menjadi tuan rumah PIala Dunia itu menegaskan, permasalahan tersebut adalah hal yang sangat mengancam keberlangsungan kemanusiaan di dunia.
“Negara-negara Barat harus menghentikan dukungan yang tak kondisional, berupa moral, keuangan, dan politik, terhadap Israel,” tegas Asisten Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Al Khater kepada Sky News belum lama ini.
Dia menegaskan masalah di Palestina bukan Hamas. Yang menyebut Hamas sebagai masalah adalah mereka yang mereduksi permasalahan Palestina dengan pengaruh Israel yang berkepentingan mencaplok wilayah Palestina.
Pandangan reduksionistik berupa masalah Palestina disebabkan Hamas sungguh melukai dan merendahkan perjuangan Palestina yang berhak untuk merdeka seperti banyak negara di dunia yang kini menikmati kemajuan dan keberadaban.
Al Khater menjelaskan, Israel menjajah Palestina sejak 1948. Sedangkan Hamas baru muncul pada 1980-an. Artinya, ada puluhan tahun masa sebelum kemunculan Hamas yang dimanfaatkan Israel menghabisi dan mencaplok wilayah Palestina.
Al-Khater dengan tegas menyatakan yang melakukan kejahatan perang adalah pihak Israel, bukan Palestina. Dia menekankan, permasalahan kejahatan perang dalam hal ini, bukan antara dua negara, tapi satu negara dengan kekuatan nuklir plus personel militer yang dikategorikan kuat di dunia, yaitu Israel.
Sementara itu, nasib warga Palestina, sejak Israel mencaplok wilayah mereka, hidup di tanah kelahirannya dengan status tak bernegara. Hidup dalam penderitaan yang berkepanjangan.
Samantha (si penyiar Sky News), kata al-Khater yang menunjukkan foto lusinan anak, ini adalah foto anak-anak Palestina yang wafat dizalimi Israel. Bahkan korban kebiadaban Israel bukan hanya dari sisi warga Palestina, aktivis Amerika Rachel Corrie, juga dibunuh dengan keji oleh militer Israel pada 2003.
Pernyataan itu disampaikan al-Khater setelah pemerintahan Qatar membantu pemulihan dan pembangunan Gaza dengan dana sebesar 500 juta Dolar AS. Gaza merupakan kawasan yang menjadi basis pergerakan Hamas.
The Palestinian ppl were already suffering long before Hamas was created. pic.twitter.com/RxhhLNeydA
— Bint (@PalBint) April 22, 2023