Rabu 19 Apr 2023 18:37 WIB

Kim Jong-un Tegaskan Peluncuran Satelit Mata-Mata Harus Terlaksana

Produksi satelit mata-mata Korut telah selesai.

Rep: Dwina Agustin, Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Foto ini disediakan 14 April 2023, oleh pemerintah Korea Utara, menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan putrinya, saat mereka memeriksa peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 Kamis, 13 April , 2023 di lokasi yang dirahasiakan, Korea Utara.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto ini disediakan 14 April 2023, oleh pemerintah Korea Utara, menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) dan putrinya, saat mereka memeriksa peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua Hwasong-18 Kamis, 13 April , 2023 di lokasi yang dirahasiakan, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, persiapan untuk peluncuran satelit mata-mata pertama negara itu harus dilakukan. Rencana ini untuk melawan ancaman dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

Kim mengatakan kepada para pejabat untuk memastikan peluncuran berjalan tepat waktu. Permintaan ini disampaikan selama kunjungan ke badan antariksa resmi pada Selasa (18/4/2023).

Baca Juga

Pemimpin Korut ini juga memerintahkan lebih banyak satelit pengintai untuk diluncurkan. Kantor berita pemeirntah Korut KCNA mengatakan pada Rabu (19/4/2023), produksi satelit telah selesai tetapi tidak merinci kapan peluncuran dijadwalkan.

Sebuah foto menunjukkan Kim ditemani putrinya berbicara dengan pejabat di depan gambar buram dari satelit yang terlihat. Kim mengatakan wajar bagi Korut mengembangkan pencegahan militernya. Dia mengkritik penyebaran aset strategis AS di kawasan itu sebagai upaya mengubah Korsel menjadi pangkalan maju untuk agresi dan gudang senjata untuk perang.

Korut melakukan uji fase akhir yang penting untuk satelit mata-mata pada Desember tahun lalu. Pyongyang mengatakan, akan menyelesaikan persiapan untuk peluncuran pada April. Pada saat itu, media Korut merilis gambar hitam putih kasar dari ibu kota Korea Selatan, Seoul, yang katanya telah diambil selama pengujian.

Analis mengatakan, satelit militer adalah bagian dari upaya negara bersenjata nuklir untuk memajukan teknologi pengawasan, termasuk drone. Upaya itu untuk meningkatkan kemampuannya menyerang sasaran jika terjadi konflik.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan, jika Korut menyebutnya satelit, setiap peluncuran yang melibatkan teknologi rudal balistik akan menjadi pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB. Korut telah melakukan serangkaian uji coba rudal dan senjata dalam beberapa bulan terakhir.

Uji coba yang terbaru adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat baru. Pyongyang telah mengancam tindakan lebih praktis dan ofensif atas latihan Washington dengan Seoul dan menolak untuk menjawab hotline antar-Korea.

Korut telah melakukan beberapa upaya untuk meluncurkan satelit "pengamatan bumi". Dua di antaranya tampaknya berhasil ditempatkan di orbit, termasuk yang terbaru pada 2016.

Pengamat internasional mengatakan, satelit itu tampaknya berada di bawah kendali. Namun, masih ada perdebatan mengenai apakah satelit itu mengirimkan transmisi. 

sumber : Reuters/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement