Selasa 11 Apr 2023 14:43 WIB

Ketum Projo Klaim Capres yang Didukung Jokowi Berpeluang Besar Menang

Projo belum membuat pilihan bakal mendukung siapa pada Pilpres 2024.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Pro Joko Widodo (Projo), Budi Arie Setiadi di kediaman Prabowo Subianto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/11).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Pro Joko Widodo (Projo), Budi Arie Setiadi di kediaman Prabowo Subianto, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi mengeklaim, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi penentu siapa yang jadi pemenang dalam Pilpres 2024. Budi mengatakan, tingginya tingkat kepuasan publik itu merupakan tanda bahwa rakyat percaya kepada Jokowi.

Karena itu, dukungan Jokowi terhadap calon tertentu dalam Pilpres 2024 bakal diikuti pula oleh rakyat. "Rakyat percaya Jokowi. Jadi siapa pun yang didukung Pak Jokowi, punya peluang sangat  besar untuk menang," kata Budi menanggapi kepuasan publik kepada kinerja pemerintah Jokowi sebesar 76,8 persen lewat keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (11/4/2023).

Menurut Budi, hingga kini, Projo belum membuat pilihan bakal mendukung siapa pada Pilpres 2024. Pasalnya, Projo masih menggelar musyarawah rakyat (musra) di sejumlah provinsi hingga puncaknya di Istora Senayan pada 21 Mei 2023. "Jadi, kita tunggu hasil Musta dan perintah Jokowi," ujar wakil mendes PDT itu.

Terkait kepuasan publik terhadap Jokowi yang mencapai 78,6 persen berdasarkan hasil sigi Lembaga Survei Indonesia (LSI), Budi menyebut, hal itu membuktikan pemerintah sangat serius menangani masalah rakyat, termasuk isu harga bahan pokok hingga kelancaran mudik.

"Tinggi dan meningkatnya  kepuasan publik juga membuktikan bahwa Jokowi setia di garis rakyat," kata Budi. Kendati demikian, ia mengakui, Jokowi masih punya pekerjaan rumah (PR) yang belum tuntas.

PR utama adalah terkait penindakan korupsi dan penegakan hukum. Apalagi hasil survei LSI menemukan bahwa KPK dan Polri merupakan institusi hukum yang paling rendah tingkat kepercayaannya.

"Saya yakin, selama aparat penegak hukum serius maka kepercayaan publik akan lebih meningkat lagi. Selama ada bukti yg cukup proses penegakkan hukum tidak boleh pandang bulu," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement