REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menyambut Ramadhan dengan suka cita. Aneka hidangan penuh kelezatan tersaji di atas meja. Tempat nyaman dengan segala fasilitas memudahkan setiap orang untuk beribadah dan berlama-lama berada di dalamnya, asyik dalam kekhusyuan beribadah, dan larut dalam segala kelezatan beribadah.
Namun kondisi seperti itu tak banyak dirasakan Muslim di Palestina. “Di hari pertama Ramadhan, kami dirundung duka karena ada Muslim, saudara kami yang syahid, wafat dibunuh tentara Israel,” kata pendakwah asal Palestina Syekh Ibrahim Nadzim saat mengunjungi Republika pada Rabu (5/4/2023).
Almarhum yang wafat adalah Muslim Palestina yang dianiaya penjajah Israel. Almarhum ditemukan tewas di sebuah gedung di daerah Jenin (Janina) dalam keadaan mengenaskan.
Ini bukan satu-satunya kebiadaban tentara Israel. Ada pula kasus Muslimah yang hendak beribadah di al-Aqsa, tapi dilarang. Pasukan Israel menyerang Muslimah tersebut dan menganiayanya dengan biadab di depan pintu gerbang masuk kawasan al-Aqsa.
Tentara Israel semakin sering melarang dan membatasi Muslim di Yerusalem melaksanakan shalat di masjid suci tersebut.
Syekh Ibrahim memohon doa kepada Muslim di Indonesia. “Semoga Allah menguatkan umat Islam di berbagai tempat untuk beribadah, berdoa kepada Allah untuk kebaikan dan keberlangsungan al-Aqsa,” kata Syekh Ibrahim.
Dia menjelaskan, al-Aqsa merupakan tanah suci yang dimuliakan Allah. Kawasan yang terdiri dari Kubbatus Sakhrah, Masjid Kibli, Masjid Umar, Masjid Marwani, dan sejumlah kawasan lainnya itu, Dimuliakan Allah. Surah al-Isra ayat pertama menyebut langsung nama Masjid al-Aqsa.
Al-Aqsa adalah tempat Nabi Muhammad melaksanakan Isra dan Mi’raj hingga ke sidratul muntaha.
Siapa pun yang beribadah di dalamnya, akan mendapatkan pahala 500 kali lipat lebih banyak dibandingkan shalat di masjid lain.
Syekh Ibrahim datang ke Indonesia bersama rombongan AMAN Palestina. Mereka berkolaborasi untuk berdakwah tentang Palestina ke berbagai tempat di Indonesia.