Selasa 04 Apr 2023 09:38 WIB

Prodi Fisioterapi UMM Kirim Mahasiswa Magang ke Malaysia

Gendhis bercerita tentang pengalaman unik selama berpuasa di Malaysia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Program Studi (Prodi) Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya untuk magang sekaligus pertukaran pelajar di Malaysia selama satu bulan. Program ini merupakan hasil kerja sama antara UMM dengan Universiti Teknologi Mara (UTM) Malaysia.
Foto: Humas UMM
Program Studi (Prodi) Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya untuk magang sekaligus pertukaran pelajar di Malaysia selama satu bulan. Program ini merupakan hasil kerja sama antara UMM dengan Universiti Teknologi Mara (UTM) Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi (Prodi) Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya untuk magang sekaligus pertukaran pelajar di Malaysia selama satu bulan. Program ini merupakan hasil kerja sama antara UMM dengan Universiti Teknologi Mara (UTM) Malaysia. 

Dalam program itu, ada sederet mahasiswa yang sukses berangkat. Salah satunya adalah Gendhis Endtrinasari Almira Dewanty. Ia menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan selama berada di Malaysia. "Mulai dari mengikuti kelas klinik, observasi, hingga datang langsung ke rumah sakit untuk melihat penanganan fisioterapi," katanya.

Dia dan teman-temannya mendapatkan banyak informasi menarik yang dapat digunakan nantinya saat membuka klinik atau menjadi fisioterapis. Begitu juga dengan penjelasan para praktisi yang memudahkannya. Apalagi bahasa yang digunakan juga mirip dengan Indonesia.

Mengingat program tersebut dilaksanakan pada Ramadhan, Gendhis juga bercerita pengalaman unik selama berpuasa di Bandar Puncak Alam, Distrik Selangor. Salah satunya bazar Ramadhan. Uniknya, di sana para penjualnya bukan hanya dari etnis melayu tetapi ada juga dari Palestina, India, Thailand, dan lain sebagainya. Hal itu membuat makanan yang disediakan juga beragam.

Menurut dia, ada banyak kegiatan yang dia lakukan sambil menunggu waktu berbuka. "Kebetulan di sini kelasnya selesai jam empat sore, sementara waktu berbuka masuk jam setengah delapan. Jadi, kami biasanya jalan-jalan melihat sekitar sambil mencari camilan,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Mencari makanan halal juga bukan perkara sulit. Pasalnya, Malaysia memang memiliki komunitas muslim yang besar dan menjadi mayoritas. Begitupun dengan salat tarawih maupun suara azan yang mudah didapat, sekalipun dari tempat tinggal. 

Terakhir, ia berharap keberangkatannya untuk mengikuti magang dan pertukaran pelajar di Malaysia bisa menginspirasi banyak pemuda lain. Dengan begitu, mereka mampu memiliki keinginan untuk belajar di negeri orang, baik itu di Eropa, Amerika, Asia Tenggara, Afrika, Asia dan negara-negara lainnya. 

Menurut dia, anak muda harus berani bermimpi. Semakin tinggi mimpi, maka semakin banyak pula usaha yang harus diupayakan. "Mari bersama wujudkan cita-cita mumpung usia masih muda,” kata dia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement