Sabtu 01 Apr 2023 06:23 WIB

Bank Sentral ASEAN Sepakat Perluas Konektivitas Pembayaran Regional

Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja dan Laos sudah menyatakan ketertarikan.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keynote speech dalam High Level Seminar From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era di Bali, Selasa (28/3/2023).
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keynote speech dalam High Level Seminar From ASEAN to the World: Payment System in The Digital Era di Bali, Selasa (28/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Gubernur Bank Sentral ASEAN sepakat untuk segera memperluas konektivitas pembayaran lintas negara di kawasan. Saat ini baru lima negara ASEAN saja yang tergabung dalam konektivitas sistem pembayaran tersebut.

Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, Monetary Authority of Singapore, Bangko ng Filipina dan Bank of Thailand telah menandatangani MoU tentang Cross Border Interconnectivity and Interoperability.

Baca Juga

"Perluasan akan dilakukan ke negara anggota ASEAN lainnya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di acara ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (AFMGM) 2023, Jumat (31/3/2023).

Perry mengatakan, Vietnam, Brunei Darussalam, Kamboja dan Laos sudah menyatakan ketertarikannya untuk bergabung dalam konektivitas sistem pembayaran lintas negara. Ke depan, negara di kawasan juga diupayakan dapat terhubung dengan negara di luar ASEAN.

 

Selain itu, Bank Sentral ASEAN juga sepakat melakukan diversifikasi mata uang. Inisiatif ini bertujuan untuk menjaga daya tahan eksternal dan keuangan melalui penggunaan mata uang lokal guna mendukung investasi dan perdagangan lintas negara di kawasan ASEAN.

"Ketergantungan pada mata uang utama dalam investasi dan perdagangan dapat menimbulkan risiko ketidakstabilan sistem keuangan di ASEAN," kata Perry.

Terkait hal ini, pertemuan sepakat untuk membuat panduan mengenai kerja sama Local Currency Settlement (LCS) untuk memfasilitasi transaksi perdagangan dan investasi antar negara di ASEAN menggunakan mata uang lokal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement