Selasa 28 Mar 2023 16:35 WIB

Pengamat Sorot Gaya Komunikasi Airlangga yang Wacanakan Koalisi Besar

Komunikasi Airlangga sangat akomodatif termasuk dengan partai di luar pemerintah.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berbincang bersama Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 M Jusuf  Kalla (tengah) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato  (kanan) saat menghadiri acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2023) malam WIB.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berbincang bersama Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 M Jusuf Kalla (tengah) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato (kanan) saat menghadiri acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2023) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyatakan, partainya berpeluang membentuk koalisi besar saat menghadiri acara silaturahim politik dengan beberapa tokoh di NasDem Tower, Sabtu (25/3/2023) malam WIB. Menurut dia, peluang koalisi besar yang terbentuk tersebut nantinya bakal menguntungkan Indonesia.

"Ya, kalau koalisi sama-sama punya koalisi, tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik. keterbukaan komunikasi ini yang kita juga jaga agar seluruh proses politik itu berjalan dengan baik, jadi kami sama-sama mengawal proses tersebut," ucap Airlangga kepada awak media.

Pernyataan Airlangga itu pun direspon positif oleh pengamat politik Universitas Sumatera Utara, Indra Fauzan yang memuji gaya komunikasi yang dilakukan oleh Airlangga. Menurut dia, narasi yang disampaikan Airlangga merupakan narasi yang sifatnya membangun dan jauh dari kesan kontroversial.

"Saya melihat komunikasi yang sudah dilakukan Airlangga sangat akomodatif termasuk dengan partai-partai di luar pemerintah, seperti PKS dan Demokrat. Artinya, Airlangga mampu menyambung hubungan baik antar parpol," kata Indra saat diwawancara wartawan di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Terkait peluang terbentuknya koalisi besar, Indra menjelaskan, sangat mungkin hal itu terjadi. Hanya saja, hal itu tergantung dengan posisi tawar dan juga win-win solution dari tiap-tiap partai ini, apa yang bisa diberikan atau apa yang bisa diterima.

"Karena mengingat sampai saat ini KIB juga belum mengerucut pada kandidat capres-cawapres dan di sisi lain koalisi KKIR pun masih prematur di tengah hiruk pikuk politik serta maju mundurnya koalisi. Di koalisi perubahan pun Anies Baswedan sendiri belum punya pasangannya," katanya.

Oleh karena itu, Indra menilai, posisi Golkar saat ini menjadi sangat strategis. Partai berlembang beringin layak diperhitungkan untuk diajak bergabung dalam koalisi sebagai partai yang berpengalaman. "Tentu saja Partai Golkar menjadi opsi bagi semua parpol dan layak diperhitungkan untuk ditarik menjadi sebuah koalisi, saya pun sudah pernah sampaikan bahwa posisi Golkar sangat strategis dalam menentukan arah koalisi," katanya.

Apalagi di bawah kepemimpinan Airlangga, lanjut Indra, Golkar menjelma sebagai partai yang inklusif dan lebih terbuka, sehingga terus mendapat respon positif dari berbagai arah. "Tinggal bagaimana Golkar dapat mengambil peran apa dalam koalisi besar yang akan terbentuk nantinya ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement