Ahad 19 Mar 2023 09:41 WIB

Pentingnya Ketahanan Keluarga Cegah Anak Terlibat Masalah

Mendidik anak adalah kewajiban ibu dan ayah dalam suatu keluarga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi keluarga.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi keluarga.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Belakangan ini banyak dilaporkan anak maupun remaja yang bermasalah, bahkan hingga berhadapan dengan hukum. Hal ini seolah menjadi fenomena gunung es, mengingat kasus yang menimpa anak dan remaja terus terjadi di Indonesia, termasuk DIY.

Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rany Widayati mengatakan, persoalan yang menimpa anak dan remaja ini tidak lepas dari adanya permasalahan di hulu, yakni keluarga. Ia menekan pentingnya untuk membangun ketahanan keluarga dalam rangka mencegah anak dan rejama terlibat dalam masalah.

"Apabila kita telisik lebih dalam, kasus-kasus tersebut bermula dari adanya keluarga yang tidak berketahanan," kata Rany. Keluarga yang tidak berketahanan ini seperti pola asuh yang salah, komunikasi yang tidak efektif dalam keluarga, dan fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik.

Ia menyebut ada delapan fungsi keluarga, yakni fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

"Membangun ketahanan keluarga tidak bisa dibebankan pada salah satu jenis kelamin, yaitu perempuan atau ibu. Mendidik anak adalah kewajiban ibu dan ayah dalam suatu keluarga," ujar Rany.

Dijelaskan, anak maupun remaja di DIY yang terlibat masalah cukup banyak. Dari data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat DIY (Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, berbagai kasus menjerat anak yang masih duduk di bangku sekolah.

Di 2021, kata Rany, ada 28 kasus penyalahgunaan narkotika yang menjerat anak dan remaja. Untuk kejahatan jalanan yang pada 2021 mencapai 58 kasus dengan 102 pelaku, yang mana sebagian besarnya berstatus pelajar yakni 78,43 persen atau 80 orang.

"Data tersebut tentu menjadi keprihatinan kita semua, mengingat generasi anak dan remaja adalah generasi penerus estafet keberlangsungan suatu bangsa," jelasnya.

Untuk itu, peran lingkungan masyarakat, sekolah maupun pemerintah, hingga media juga dinilai penting dalam mengatasi permasalahan ini, selain keluarga. Utamanya dalam menjadikan lingkungan sekitar anak maupun remaja yang ramah, aman dan nyaman.

"Masyarakat perlu memberikan perhatian bahwa anak dan remaja adalah 'anak kita' yang akan meneruskan estafet keberlangsungan bangsa yang baik," tambah Rany.

Selain itu, sekolah juga dinilai perlu menjadikan tempat yang ramah, aman dan nyaman bagi anak dan remaja. Serta media harus memberitakan pemberitaan yang positif, bukan bersifat provokatif dengan mengedepankan aspek perlindungan anak.

"Dan tentunya negara harus memberikan perlindungan dan pemenuhan hak anak secara baik dari hulu ke hilir, karena sejatinya anak adalah bagian warga negara yang harus diperhatikan hak-haknya," kata dia.

Dengan adanya sinergi antara keluarga, masyarakat, sekolah, media, dan pemerintah terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak/remaja, diharapkan dapat menjadikan anak yang tangguh dan tahan banting. Pada akhirnya, kata Rany, anak menjadi aset yang luar biasa bagi keberlangsungan suara generasi.

"Karena sejatinya kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam melakukan pengasuhan anak dan remaja," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement