Senin 13 Mar 2023 11:00 WIB

India Optimistis akan Jadi Pusat Manufaktur Dunia

India memberi tawaran investasi menarik dan rekam jejak industri yang signifikan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Bendera India (Ilustrasi). India semakin menunjukan progresivitasnya untuk menjadi pusat manufaktur dunia. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan patungan antara pabrikasi ternama Amerika merajai rantai pasok di India.
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi). India semakin menunjukan progresivitasnya untuk menjadi pusat manufaktur dunia. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan patungan antara pabrikasi ternama Amerika merajai rantai pasok di India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- India semakin menunjukkan progresivitasnya untuk menjadi pusat manufaktur dunia. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan patungan antara pabrikasi ternama Amerika merajai rantai pasok di India.

Dilansir dari CNBC, baru baru ini Air India baru saja mengantongi kontrak pemesanan 220 pesawat dari berbagai maskapai penerbangan di Amerika, salah satunya Boeing. India berhasil mengantongi 34 miliar dolar AS atas kesepakatan ini.

Baca Juga

Sebelumnya, Eropa juga memesang 470 pesawat dari Air India meliputi 250 jet penumpang Airbus dan 190 pesawat jenis 737 Max, Boeing 787 dan Triple 7.

Direktur Pemasaran Regional Boeing, Dave Schulte, menjelaskan Boeing memilih India sebagai produsen pesawat melihat pengembangan teknologi dan merupakan lanjutan kerja sama multilateral dengan India. Ia juga menekankan, India memberikan banyak tawaran investasi menarik dan juga rekam jejak pertumbuhan industri yang signifikan.

"Sebagai perusahaan yang telah hadir selama lebih dari tujuh dekade di India, Boeing terus mendukung pengembangan kemampuan kedirgantaraan dan pertahanan di negara tersebut," ujar Schulte, Senin (13/3/2023).

Manufaktur India bahkan berkontribusi 25 persen dari total GDP negara tersebut. India optimistis bisa menjadi salah satu negara tujuan manufaktur selain Cina.

"Tujuan kami menjadi pusat manufaktur global. Ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah India," ujar Amitendu Palit, ekonom asal India.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement