Rabu 08 Mar 2023 20:28 WIB

Pimpinan Tentara Bayaran Rusia Desak Wartawan Hentikan Laporan Bakhmut Telah Direbut

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu yang mengatakan Bakhmut hampir dikuasai.

Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin yang juga pimpinan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group.
Foto: Sergei Ilnitsky/Pool Photo via AP
Pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin yang juga pimpinan kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala kelompok paramiliter Wagner Rusia pada Selasa (7/3/2023) mendesak para jurnalis untuk berhenti mengeluarkan laporan yang mengatakan pasukan Rusia merebut kota strategis Ukraina, Bakhmut. Dalam sebuah unggahan di Instagram, Yevgeny Prigozhin juga meminta pada jurnalis untuk berhenti menggunakan kata membersihkan (wilayah itu), dan mengatakan bahwa jika untuk membersihkan berarti untuk membunuh maka membunuh 12 hingga 20 ribu tentara dalam semalam dengan segala bentuk pertempuran di dalam kota hanya terjadi di film-film.

Menurut Prigozhin, tentaranya melakukan segala cara untuk mengambil alih Bakhmut, namun pihaknya belum mendapatkan amunisi, alat militer, senjata dan kendaraan. "Namun kami telah mendapatkan sekop pencari ranjau setelah sebulan," katanya menyindir.

Baca Juga

Mengomentari pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu yang mengatakan Bakhmut hampir dikuasai, Prigozhin mengatakan dirinya tidak melihat Shoygu di kota itu dan tidak mengerti mengapa ia mengatakan demikian.

"Mungkin untuk menyenangkan pihak Rusia, atau mengganggu (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy..dan kami merasakan kemarahan Zelenskyy sepenuhnya," kata Prigozhin.

Menurut dia pertempuran sengit telah terjadi siang dan malam namun pasukan Ukraina tetap bertahan. "Zelenskyy tidak kehabisan orang, lebih dan lebih banyak lagi diterjunkan ke pertempuran," ujarnya, sembari menambahkan bahwa pasukan Ukraina kebalikan dari kelompok Wagner, karena memiliki amunisi dan persediaan lain yang berlimpah.

Ia mengatakan sekitar 11 ribu tentara Ukraina tewas dalam beberapa bulan belakangan. "Perhatian sekali lagi!, Ukraina tidak akan lari kemanapun. Mereka mati untuk Bakhmut dan menyerah adalah upaya terakhir. Berhenti berpikir mereka pengecut. Mereka sama seperti kami, dan di dalam mereka mengalir darah yang sama," ucap Prigozhin.

sumber : Antara/Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement