Sabtu 04 Mar 2023 09:43 WIB

Perlu Dicari Solusi Bagi Perumahan Warga Mepet Depo Plumpang

Saat pertama dibangun, lokasi Depo Plumpang tidak berdekatan rumah warga.

Keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang menunggu di RSUD Koja, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Keluarga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang menunggu di RSUD Koja, Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto dari Universitas Indonesia menyarankan kepada Kementerian BUMN untuk memastikan keamanan aset-aset vital perusahaan BUMN yang berdekatan dengan lokasi permukiman penduduk, seperti Depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara. Kebakaran Depo Plumpang apalagi bukan untuk pertama kali terjadi.

"Kementerian BUMN harus mengambil inisiatif segera untuk memastikan keamanan aset vital yang dimiliki BUMN," ujar Toto saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga

Dia juga menjelaskan persoalan lokasi depo Plumpang yang sangat mepet dengan pemukiman warga merupakan masalah klasik. Dulu saat depo dibangun, lokasi Plumpang ini relatif masih steril dan tidak berdekatan dengan permukiman warga, namun koordinasi yang kurang baik dalam pengelolaan tata ruang dengan pemerintah daerah saat itu menyebabkan makin bertumpuknya pemukiman warga yang mendekati depo.

"Korban jiwa mungkin sebagian juga masyarakat yang rumahnya berhimpitan dengan Depo Plumpang ini, secara aspek keselamatan jelas situasi ini sangat rawan. Solusinya adalah apakah Pertamina akan membebaskan pemukiman warga yang mengepung deponya sehingga lebih aman? Atau kalau tidak mampu membebaskan lahan penduduk, perlu dicari lokasi lain untuk posisi pengganti Depo Plumpang ini. Alternatif terakhir tidak mudah karena aspek teknikal yang meliputinya," katanya.

Toto mengatakan, koordinasi lintas kementerian/lembaga negara dan pemerintah daerah menjadi kunci utama untuk menjaga keamanan aset vital ini. "Koordinasi dengan BPN/Kementrian ATR, Pemda setempat perlu segera dilakukan untuk mencegah situasi berulang seperti kasus Plumpang ke depan," ujarnya.

Selain itu, Toto juga menyarankan Pertamina untuk melakukan monitoring dan evaluasi atas kontrol preventif terhadap aset-aset strategis dan vital yang dimilikinya.

"Kebakaran Depo Plumpang ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2009 pernah terjadi juga, namun kebakaran kali ini (2023) lebih dahsyat dengan korban jiwa yang cukup besar," katanya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memerintahkan Pertamina segera mengusut tuntas dan melakukan evaluasi atas kasus terbakarnya pipa Pertamina di Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023). Erick juga menyampaikan duka cita dan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada korban dan keluarga yang terdampak insiden terbakarnya pipa Pertamina di Koja, Jakarta Utara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement