Jumat 03 Mar 2023 22:12 WIB

Nadiem: Meningkatkan Literasi Bangsa Harus dengan Cara Terintegrasi

Upaya meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan upaya meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi. (ilustrasi)
Foto: istimewa/doc humas
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan upaya meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan upaya meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi. Upaya tersebut, kata dia, tak bisa dilakukan sendiri-sendiri dan tidak parsial.

“Meningkatkan literasi bangsa perlu dibingkai dalam sebuah gerakan nasional yang terintegrasi, tidak parsial, sendiri-sendiri, atau ditentukan oleh kelompok tertentu,” ujar Nadiem dalam siaran pers, Jumat (3/3/2023).

Baca Juga

Hal itu dia sampaikan saat menandatangani Nota Kesepahaman tentang Peningkatan Literasi Nasional beberapa waktu lalu bersama dengan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP), Franka Makarim. GLN merupakan salah satu program Kemendikbudristek yang dilaksanakan dari ranah keluarga sampai ke sekolah dan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Melalui kerja sama ini, Gerakan Literasi Nasional akan semakin dekat dalam menjangkau lebih banyak lagi masyarakat Indonesia,” ujar Nadiem.

Sementara itu, Franka mengatakan, GLN tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua masyarakat termasuk organisasi perempuan yang paling melibatkan orang tua, yaitu Dharma Wanita Persatuan yang beranggotakan para istri Aparatur Sipil Negara (ASN).

”DWP mempunyai peran penting dalam mewujudkan program pemerintah, salah satunya mendukung Kemendikbudristek melalui Gerakan Literasi Nasional yang berprioritas bagi anak-anak Indonesia,” ujar Franka.

Melalui kerja sama itu Franka berharap DWP dapat menjadi mitra strategis bagi Kemendikbudristek dalam mendukung dan menyukseskan program literasi nasional. Franka juga menegaskan pelibatan publik dalam setiap kegiatan literasi menjadi sangat penting untuk memastikan GLN terimplementasi dengan baik.

“Pemerintah, pendidik, orang tua, dan juga masyarakat harus berkolaborasi untuk meningkatkan literasi anak-anak bangsa,” ujar dia.

Sejak 2016, Kemendikbudristek telah menggiatkan GLN sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Ketika itu Kemendikbudristek membentuk kelompok kerja GLN untuk mengoordinasikan berbagai kegiatan literasi yang dikelola unit-unit kerja terkait.

Dalam rangka meningkatkan tingkat literasi anak di Indonesia, Kemendikbudristek telah meluncurkan Merdeka Belajar Episode 23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Program yang berfokus pada pengiriman buku bacaan bermutu untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) telah disertai dengan pelatihan bagi guru.

Melalui program itu, Kemendikbudristek menyediakan dan mendistribusikan sebanyak 716 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486 eksemplar ke daerah 3T yang terdiri atas 5.963 PAUD dan 14.595 SD, serta daerah lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.

“Dharma Wanita Persatuan siap mendukung dan menyukseskan program Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi yang sangat penting bagi anak Indonesia ini. Sejak tahun lalu, kami terus mendorong Gerakan keluarga Cerdas Membaca yang tentunya sejalan dengan semangat Merdeka Belajar,” kata Franka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement