Jumat 03 Mar 2023 15:04 WIB

Terkena Talud Ambrol, Delapan Warga Kabupaten Semarang Luka-Luka

Korban adalah ibu-ibu yang sedang menyiapkan keperluan hajatan ‘ngunduh mantu’.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Warga Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, bergotong-royong membersihkan reruntuhan dan tenda hajat yang terdampak akibat talud setinggi tujuh meter yang ambrol, Jumat (3/3). Peristiwa ini mengakibatkan delapan orang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Foto: Dokumen
Warga Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, bergotong-royong membersihkan reruntuhan dan tenda hajat yang terdampak akibat talud setinggi tujuh meter yang ambrol, Jumat (3/3). Peristiwa ini mengakibatkan delapan orang mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sedikitnya delapan orang dilaporkan mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit saat talud setinggi sekitar tujuh meter dan panjang 20 meter ambrol di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/3/2023).

Para korban merupakan warga yang sedang ‘sambatan’ atau membantu menyiapkan berbagai keperluan untuk acara hajatan yang diselenggarakan oleh salah satu warga, di dusun yang berada di lereng gunung Merbabu ini.

Ihwal ambrolnya talud yang melukai sejumlah warga ini, dibenarkan oleh Kepala Dusun (Kadus) Thekelan, Desa Batur, Supriyo Tarsan, yang dikonfirmasi Republika melalui sambungan telepon.

Peristiwa ini terjadi pukul 09.30 WIB dan seluruh korban sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. “Setelah ditolong, kemudian dibawa ke RSUD Kota Salatiga,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang saksi mata, Bungah (43) menuturkan talud beserta material tanah yang ambrol merupakan bagian dari pekarangan rumah Nurcahyadi, salah seorang warga Dusun Thekelan.

Kemudian material longsor dan talud yang ambrol menerjang rumah milik Warno yang kebetulan sedang mempersiapkan acara hajatan sehingga merusakkan bagian teras, dapur, serta kandang.

Para korban yang umumnya ibu-ibu merupakan warga yang saat kejadian sedang membantu memasak di dapur. “Jadi mereka sedang sibuk membantu menyiapkan keperluan hajat ‘ngunduh mantu’ di dapur,” katanya.

Bungah menambahkan, akibat material longsor yang menerjang bagian dapur, dua orang sempat terjepit di antara reruntuhan bangunan, sehingga mengalami luka parah. Sementara yang lainnya hanya mengalami luka ringan.

Dua warga yang mengalami luka parah masing-masing bernama Siem dan Ginem. Sementara korban lainnya adalah Siyam, Ngatinem, Sukinah, Paikum, Suminem, dan Kamsinem.

Tak hanya itu, material longsor yang menerjang bagian teras juga merusakkan tenda untuk hajat ngunduh mantu, yang memang sudah dipasang untuk acara yang rencananya akan dihelat pada Sabtu (4/3) besok.

Usai kejadian ini, warga di Dusun Tekelan dibantu dengan beberapa anggota relawan dan TNI, telah bergotong-royong untuk memindahkan beberapa ‘plong’ tenda yang terdampak ke lokasi yang lebih aman.

“Termasuk juga pembersihan material yang menghantam bagian teras dan dapur rumah milik Warno yang akan menggelar hajat ngunduh mantu,” tegasnya.  

Bungah juga menambahkan, usia talud yang ambrol tersebut baru sekitar satu tahun, sehingga warga memang tidak menyangka akan terjadi musibah, ambrol, dan materialnya menghantam rumah warga lainnya.

“Namun akibat curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir, mengakibatkan bangunan talud terlihat seperti miring,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement