Kamis 02 Mar 2023 23:01 WIB

Teknologi Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Musisi Hingga Pekerja Seni

Teknologi kecerdasan buatan menjawab kebutuhan pengguna untuk bisa berkolaborasi.

Ragam aplikasi dengan mengedepankan teknologi kecerdasan buatan merupakan terobosan yang menyesuaikan dengan kondisi sosial sekaligus menjawab kebutuhan para penggunanya untuk bisa berkolaborasi secara virtual./ilustrasi
Foto: Unsplash
Ragam aplikasi dengan mengedepankan teknologi kecerdasan buatan merupakan terobosan yang menyesuaikan dengan kondisi sosial sekaligus menjawab kebutuhan para penggunanya untuk bisa berkolaborasi secara virtual./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Penggebuk drum band heavy metalcore asal Bandung Burgerkill, Putra Pra Ramadhan, beranggapan bahwa kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bisa sangat membantu dan memudahkan para pekerja seni dan industri kreatif.

Saat ini sejumlah perusahaan saling berlomba untuk mengembangkan kecerdasan buatan generatif yang didesain untuk memudahkan aktivitas manusia. Mereka menanamkan AI pada aplikasi, misalnya,menyediakan algoritma bawaan untuk menciptakan musik dengan mengacu gaya tertentu seperti sinematik modern, elektronika, jazz, pop, rock, hingga musik fantasi.

Baca Juga

"Gue tahu, tuh (aplikasi kreator musik). Gue baru saja lihat itu dari YouTube beberapa waktu lalu dan menurut gue itu keren, sih. Istilahnya kita bisa kolaborasi atau mempekerjakan musisi lain. Intinya bermusik jadi lebih gampang dengan kemajuan teknologi," kata Putra.

Putra mengatakan ragam aplikasi dengan mengedepankan AI merupakan terobosan yang menyesuaikan dengan kondisi sosial sekaligus menjawab kebutuhan para penggunanya untuk bisa berkolaborasi secara virtual.

"Semisal gue bukan seorang produser tetapi punya materi dan bisa menggambarkan lagu seperti apa yang ingin dibuat, maka gue hanya perlu memberikan benang merah dan memilih dengan siapa akan bekerja sama," jelasnya.

Lebih lanjut, Putra berpendapat penerapan AI dalam industri hiburan memang tidak bisa dimungkiri karena hal tersebut terkait erat dengan perkembangan tren.

"Sebenarnya di industri seni apapun selalu butuh tren karena itu yang membuat orang lain nggak bosan, selalu fresh. Tentu ada sisi plus-minus dari kemajuan teknologi. Tetap balik lagi ke tujuan pihak-pihak yang berada di ranah itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement