Selasa 28 Feb 2023 20:55 WIB
...

Program ECHO Green Jangkau 99 Desa dan Telah Dirasakan 350 Penerima Manfaat

ECHO Green sasarannya untuk mengedukasi petani, perempuan, dan generasi muda tani.

Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket, meninjau stand produk pertanian di acara closing project ECHO Green yang berlangsung di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (27/2/2023).
Foto: dok.echo green
Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket, meninjau stand produk pertanian di acara closing project ECHO Green yang berlangsung di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (27/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penabulu Foundation didukung Uni Eropa sukses melaksanakan program ECHO Green dengan menjangkau 99 desa dan telah dirasakan sekitar 350 ribu penerima manfaat. Program ECHO Green sasarannya untuk mengedukasi petani, perempuan, dan generasi muda tani.

"Program ini sudah berjalan sukses dan kami harap program ini bisa dikembangkan di sini oleh pemerintah setempat yang telah menjadi project kami. Dan, kami senang ada dipamerkan produk hasil bumi yang sudah dalam bentuk produk kemasan," ujar Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket, seusai acara closing project ECHO Green di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin (27/2/2023), seperti dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (28/2/2023).

Dalam acara closing project ECHO Green, berbagai produk pertanian ikut dipamerkan. Produk yang sudah dalam bentuk kemasan yang menarik. Acara ini juga mengekspose dan mempromosikan ekonomi hijau yang telah dilakukan oleh masing-masing kelompok, pemerintahan desa dan kabupaten dalam mendorong inisiatif ekonomi hijau.

Selain itu, dalam acara closing project ECHO Green yang diikuti peserta yang telah menerima manfaat, juga digelar serangkaian panel diskusi yang sekaligus sebagai momen untuk mendapatkan dukungan dan komitmen di tingkat nasional untuk mempromosikan dan mereplikasi inisiatif ekonomi hijau di wilayah lain.

"Program ECHO Green sasarannya untuk mengedukasi petani, perempuan, dan generasi muda tani, yang didanai Uni Eropa sebesar 1 juta Euro. Kami tidak mau begitu program ini selesai, kegiatan ini selesai. Kami ingin ada keberlanjutan,’’ jelas Vincent.

Vincent menjelaskan, dalam program ECHO Green, pihaknya menguatkan kelembagaan pemerintah desa (pemdes) agar mampu menerapkan pertanian hijau. Dalam artian, pemupukan tidak dengan pupuk kimia, namun dengan pupuk organik.

"Masyarakat perlu mengubah pola pikir sehingga akan lebih mementingkan kesehatan lingkungan dibanding hasil panen. Jadi kita mencoba mengubah mindset warga desa untuk lebih memikirkan dampak lingkungan, dan kesehatan warganya. Menghindari sebanyak mungkin bahan kimia. Karena ketika pupuk kimia digunakan, selesai panen, tanah akan rusak,’’ kata Vincent menegaskan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement