Jumat 24 Feb 2023 12:05 WIB

BI: Uang Beredar pada Januari 2023 Tumbuh Positif

Perkembangan uang beredar saat Januari 2023 terutama didorong oleh penyaluran kredit.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Warga menunjukkan pecahan uang rupiah terbaru saat penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwaklian Bank Indonesia Provinsi Papua di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Kamis (25/8/2022). Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tetap tumbuh positif.
Foto: ANTARA/Sakti Karuru
Warga menunjukkan pecahan uang rupiah terbaru saat penukaran di mobil kas keliling Kantor Perwaklian Bank Indonesia Provinsi Papua di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Kamis (25/8/2022). Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tetap tumbuh positif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tetap tumbuh positif. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi uang beredar dalam arti luas pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp 8.271,7 triliun atau tumbuh 8,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022.

"Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit sebesar 8,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022," kata Erwin dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, perkembangan uang beredar dalam arti luas saat Januari 2023 terutama didorong oleh penyaluran kredit. begitu juga dengan didorong tagihan bersih kepada pemerintah pusat.

Erwin menuturkan, penyaluran kredit pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,2 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022. "Ini setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 11,0 persen sejalan dengan perkembangan kredit produktif maupun konsumtif," tutur Erwin.

Sementara itu, BI mencatat tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 20,5 persen pad Januari 2023 dibandingkan periode yang sama pada 2022. Hal itu setelah bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 13,9 persen.

BI juga melaporkan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat Rp 7.724,8 triliun. Angka itu tumbuh 8,5 persen setelah bulan sebelumnya tumbuh 9,4 persen.

"Perkembangan DPK terutama dipengaruhi oleh perlambatan DPK korporasi dan tabungan perorangan," ucap Erwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement