Rabu 22 Feb 2023 23:19 WIB

ASDP Terus Tingkatkan Konektivitas Antarpulau di Wilayah 3T

ASDP melaksanakan pelayaran perdana di Pangkep Sulsel untuk target 3T

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kapal feri Gorango Ternate saat akan berlabuh di Pelabuhan Ferry Bastiong, Kota Ternate, Maluku Utara. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan terus meningkatkan konektivitas antarpulau di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan kehadiran ASDP menjadi primadona khususnya di kawasan timur Indonesia termasuk di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), yang tidak terjangkau akses darat maupun udara.
Foto: ANTARA/Andri Saputra
Kapal feri Gorango Ternate saat akan berlabuh di Pelabuhan Ferry Bastiong, Kota Ternate, Maluku Utara. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan terus meningkatkan konektivitas antarpulau di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan kehadiran ASDP menjadi primadona khususnya di kawasan timur Indonesia termasuk di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), yang tidak terjangkau akses darat maupun udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan terus meningkatkan konektivitas antarpulau di wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T). Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin mengatakan kehadiran ASDP menjadi primadona khususnya di kawasan timur Indonesia termasuk di daerah terdepan, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), yang tidak terjangkau akses darat maupun udara.

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki banyak pulau-pulau yang terhubung dengan perairan hingga ke wilayah 3T. Karenanya, kehadiran ASDP sangat dinantikan,” kata Shelvy dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (22/2/2023).

Dia menjelaskan, konektivitas antarwilayah membuat mobilitas masyarakat dan logistik dapat semakin cepat dan mudah. Dengan begitu menjadi penopang peningkatan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Pada awal tahun ini, kata dia, ASDP melaksanakan pelayaran perdana Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Arwana pada lintas Maccini Baji-Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan. Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau menyatakan bahwa masyarakat Pangkep merasa bahagia dan bangga dengan kehadiran ASDP.

"Sejak berdirinya Kabupaten Pangkep pada 1960, akhirnya penyeberangan kapal dapat dihadirkan ASDP, yang melayani masyarakat pulau-pulau di Pangkep,” ucap Shelvy.

Lalu hari ini (22/2/2023), ASDP mengoperasikan pelayaran perdana KMP Bahtera Nusantara 03 pada lintas Tanjung Uban-Tambelan-Sintete. Lintas perintis tersebut merupakan rute antarprovinsi yang menghubungkan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Keberadaan KMP Bahtera Nusantara 03 tersebut melengkapi operasional KMP Bahtera Nusantara 01, yang melayani lintasan Tanjung Uban-Matak, Matak-Midai, Midai-Natuna, Natuna-Subi, Subi-Serasan, dan Serasan-Sintete. Lintasan tersebut menjangkau wilayah terpencil di ujung utara NKRI.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengoperasian KMP Bahtera Nusantara 03 merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan konektivitas nasional. Khususnya dengan menghubungkan sabuk-sabuk penyeberangan dan pulau-pulau di wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan, guna mewujudkan wilayah NKRI yang adil dan berdaulat.

"Dengan beroperasinya KMP Bahtera Nusantara 03 ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat akan aksesibilitas atau keterjangkauan untuk melakukan mobilitas dengan menggunakan moda penyeberangan yang aman, nyaman dan selamat," ungkap Budi.

Selain itu, layanan angkutan penyeberangan oleh KMP Bahtera Nusantara 03 juga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Selain itu juga mengurangi disparitas harga bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat khususnya di Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Saat ini ASDP melayani segmen layanan perintis sebesar 70 persen dan segmen komersial sebesar 30 persen. Total armada yang dioperasikan sebanyak 222 unit kapal yang melayani 311 lintasan dengan rincian segmen komersial sebanyak 131 unit kapal (59 persen), yang melayani 89 lintasan (28,6 persen), dan segmen perintis sebanyak 91 unit kapal (41 persen) yang melayani 222 lintasan (71,4 persen).

Lintasan perintis dengan porsi 71,4 persen itu menyumbang 20 persen pendapatan dan lintasan komersial dengan porsi 28,6 persen, memberikan kontribusi pendapatan sebesar 80 persen. "Dengan adanya layanan kapal perintis tersebut maka disparitas harga antara kota-kota di Pulau Jawa dengan Indonesia bagian timur dapat semakin ditekan dengan maksimal," jelas Shelvy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement