REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO -- Lembaga Perguruan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT PBNU) mendorong kampus-kampus NU di seluruh Indonesia dapat bersaing di pasar nasional dan pasar global. Tekad itu tercetus dalam Pra-Rapat Kerja Nasional (Pra-Rakernas) yang diselenggarakan di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa-Rabu (21-22/2/2023).
"Pada kegiatan ini kami ingin menjadi khadimul ummah dan khadimul pendidikan bagi pengelola PTNU di seluruh daerah," kata Sekretaris Panitia, Rizqon Halal Syah, di Purwokerto, Selasa (21/2/2023).
Khadimul ummah dan khadimul pendidikan dalam konteks ini yaitu kemampuan pimpinan kampus NU dalam menciptakan sesuatu yang baru dan terbarukan, sehingga dapat bersaing di kancah global.
Rizqon yang juga dosen Matematika dan Statistik di UIN Jakarta menambahkan, kegiatan Pra-Rakernas di Banyumas merupakan kegiatan kedua menjelang Rakernas LPTNU di Medan pada 8-10 Maret 2023 mendatang. Pada Rakernas ini, kata dia, akan diisi dengan desiminasi kurikulum keaswajaan dan peraturan perkumpulan NU. Dua agenda itu akan diluncurkan pada saat Rakernas bulan Maret 2023 di Medan, Sumatera Utara.
Menurut Rizqon, tugas LPTNU di abad kedua memiliki tugas yang sangat berat, sebab hampir satu bulan sekali tumbuh perguruan tinggi NU di daerah-daerah tertentu. Harapan ada kampus-kampus NU yang baru dan bisa konsisten memberikan pendidikan kepada masyarakat.
Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto Ahmad Iqbal merasa bangga karena rektor-rektor kampus NU dari berbagai daerah dapat berkumpul di Banyumas. Menurutnya, kemauan pimpinan kampus NU untuk hadir di acara LPTNU tersebut merupakan sesuatu yang patut dibanggakan.
Ia juga mengungkapkan bahwa UNU Purwokerto saat ini terus mengalami perkembangan secara signifikan. Saat ini pihaknya sedang mengembangkan metode pembelajaran dengan sistem out door menggunakan saung gazebo. Metode ini, katanya, berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar mengajar. "Kegiatan belajar kita menggunakan 'AC alami'. Kini belajarnya lebih efektif dan efisien," kata mantan Rektor Unsoed dua periode ini.
Sementara pada agenda Pra-Rakernas LPTNU, pihaknya berharap kurikulum Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah dapat diperkuat. Kurikulum Keaswajaan bagi Iqbal merupakan sesuatu yang harus diwujudkan agar memiliki kekhususan tersendiri.
Kegiatan Pra Rakernas LPTNU turut dihadiri oleh Ketua PBNU Prof KH Mukri, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof H Amin Suyitno, Sekretaris LPT PBNU Dr Ahmad Suaedy dan para pimpinan kampus NU se-Pulau Jawa, Bali NTB dan Lampung.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Prof, H Mukri mengatakan kegiatan-kegiatan PBNU yang melibatkan banyak jamaah harus terus dilakukan. Sebab, menurutnya, sejak didirikan tahun 1926, kekuatan NU adalah berkumpul.
"Kalau ada agenda NU jangan sampai tidak berangkat. Dan Indonesia bisa begini juga karena tokoh-tokohnya sering berkumpul di Jakarta. Sering ngopi bareng," kata mantan Rektor UIN Lampung dua periode ini saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Pra Rakernas LPTNU.
Menurut Mukri, ketika orang-orang NU berkumpul untuk membahas sesuatu hal, akan ada sesuatu yang dihasilkan serta memiliki nilai manfaat yang dirasakan.
Mukri menyebut, saat ini ada 254 kampus NU yang dikelola oleh pengurus dan warga NU di seluruh Indonesia. Jumlah ini, kata dia, jauh berbeda saat zaman Orde Baru yang sama sekali tidak ada kampus NU di Indonesia. "Kita harus berterima kasih ke era reformasi," ujar dia.
Meski jumlah kampus NU sudah mencapai 254, 80 persen, kata dia, kampus itu masih dimiliki oleh warga NU bukan milik PBNU. Hal ini persis dengan kondisi ribuan pesantren yang dikelola dan dimiliki oleh tokoh dan warga NU.