Selasa 21 Feb 2023 15:28 WIB

Majelis Tabligh Muhammadiyah Angkat Bicara Tanggapi Megawati Soal Ibu-Ibu Pengajian

Majelis Tabligh Muhammadiyah meminta elite politik punya sensitivitas

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
Ustadz Fathurrahman Kamal. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, mengingatkan elite politik agar mempunyai sensitivitas terhadap umat Islam.
Foto:

Selain itu, Kamal juga berharap agar seorang tokoh politik tidak kehilangan kendali dan kontrol diri dalam merespons dinamika masyarakat. Terutama semarak religiusitas yang semakin tinggi, baik dari kalangan ibu-ibu, maupun generasi milenial sebagai generasi emas di satu abad Indonesia mendatang. 

Kamal kembali menegaskan bahwa tidak perlu memberikan respons dan komentar yang cenderung impulsif tanpa pertimbangan yang matang, dan bahkan di luar kesehatan nalar publik, khususnya umat Islam. 

Tidak hanya itu, Kamal juga menyampaikan agar tidak perlu menyampaikan narasi maupun komentar, baik sadar maupun tidak sadar yang bisa saja dipahami publik sebagai pertanda kekhawatiran yang berlebihan, apalagi merasa terancam hanya karena masyarakat yang semakin religius. 

Bahkan, katanya, tidak perlu pula melakukan rasionalisasi, baik dalam ucapan maupun tindakan untuk sebuah pembenaran sesuatu yang memang sejatinya tidak rasional, dan tidak berkaitan. 

"Jangan sampai hanya karena suatu istilah sedang populer seperti stunting ataupun pelecehan seksual misalnya, lalu dirasionalisasi sedemikian rupa, seolah-olah ada stunting di balik pengajian ibu-ibu, ataupun pelecehan seksual di balik suatu kasus tertentu, padahal tak lebih dari sekedar memenuhi hasrat psikologis yang semu," tambah Kamal. 

"Bila narasi seperti ini tidak segera dihentikan, jangan salahkan publik menilainya sebagai ketakutan yang tidak rasional terhadap Islam itu sendiri, atau islamophobia," lanjutnya. 

Seperti diketahui, pidato Megawati itu terucap saat dia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023). 

Baca juga: Sujud Syukur dan Kekalahan Pertama yang Tewaskan Puluhan Ribu Tentara Mongol di Ain Jalut

Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting. Dia mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. 

Alhasil, dia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak. "Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Mengapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho," kata Megawati di acara yang dihadiri Republika.co.id tersebut.

"Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan), he, iya dong. Boleh bukan ga berarti boleh, saya pernah pengajian kok," ucap Megawati melanjutkan.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement