Ahad 19 Feb 2023 07:39 WIB

Megawati Cibir Ibu-Ibu Pengajian, Kiai Cholil: Tak Suka Ngaji tak Apa, tapi Jangan Usil 

Kiai Cholil meminta Megawati untuk tidak mengusik aktivitas umat Muslim.

Ketua MUI KH M Cholil Nafis meminta Megawati untuk tidak mengusik aktivitas umat Muslim
Foto: Republika/Prayogi
Ketua MUI KH M Cholil Nafis meminta Megawati untuk tidak mengusik aktivitas umat Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ukhuwah dan Dakwah, KH M Cholil Nafis, angkat bicara terkait pernyataan kontroversial Ketua Dewan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, yang menyinggung maraknya fenomena ibu-ibu aktif dalam pengajian atau majelis taklim.

Pernyataan ini pun dianggap tidak patut dari seorang tokoh yang juga pernah menjabat sebagai presiden RI. 

Baca Juga

Kiai Cholil menilai, pernyataan yang dilontarkan ketua umum PDIP tersebut salah kaprah. Sebab, bagaimanapun pengajian tidak menjadi penyebab seseorang bodoh. Kiai Cholil pun mengingatkan Megawati agar tidak usil mengusik umat Muslim. 

“Saya maafkan. Tapi tak ada ceritanya ibu2 rajin ngaji itu bodoh dan tdk kreatif. Ngaji itu melatih hati dan mengkaji melatih pikir. Keduanya banyak yg bisa memadukan sekaligus. Soal tak senang ngaji tak apalah, tapi tak usah usil dg ibu2 yang rajin ngaji sampai kapan pun,” dikutip dari akun resmi media sosial, dan telah terkonfirmasi Republika.co.id, Ahad (19/2/2023).   

 

Megawati menjadi sorotan kembali setelah pidatonya memicu kontroversi di media sosial (medsos). Pidato Megawati itu terucap saat ia menjadi pemateri dalam Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana' di Jakarta Selatan pada Kamis (16/2/2023).

Acara tersebut dihadiri Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, beberapa menteri, dan Kepala BPIP Yudian Wahyudi. Salah satu pidato Megawati yang kontroversial adalah ketika membahas masalah anak stunting.

Dia mengaitkannya dengan aktivitas keagamaan kaum ibu yang waktunya tersita untuk pengajian sehingga lupa mengurus anak. Alhasil, ia sampai berpesan agar kaum ibu bisa membagi waktu agar waktunya tidak habis untuk pengajian dengan melupakan asupan gizi anak.

"Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho," kata Megawati di acara yang dihadiri Republika.co.id tersebut. 

"Ini pengajian iki sampai kapan tho yo? Anake arep dikapake (anaknya mau diapakan), he, iya dong. Boleh bukan ga berarti boleh, saya pernah pengajian kok," ucap Megawati melanjutkan.

Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW

Megawati pun bakal menginstruksikan kepada dua menteri yang mengurusi ibu-ibu dan stunting, yaitu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini untuk mengatur waktu ibu-ibu, supaya tidak terus mengikuti pengajian karena sampai melupakan asupan gizi anak.

"Maksud saya nanti Bu Risma saya suruh, hah, nanti Bu Bintang saya suruh, tolong bikin manajemen, manajemen rumah tangga," ucap ketua umum DPP PDIP tersebut.

Dia menyadari, selama ini, banyak orang yang menilainya sebagai sosok kurang Islami. Megawati pun membantah persepsi seperti itu. Dia mengungkapkan, pernah menunaikan haji dan umroh lebih dari sekali. "Saya orang Islam, nanti dibilang enggak Islam. Naik haji saya sudah dua kali, umroh saya sudah tiga kali, ada yang mengatakan saya enggak Islami ya bodo amat," katanya. 

Berikutnya, Megawati menyinggung tabiat di masyarakat yang terkesan tidak siap menghadapi bencana. Bahkan, muncul anggapan di benak masyarakat jika bencana adalah pemberian Sang Pencipta. Dia pun mengajak semua pihak bisa lebih peka menghadapi bencana.

"Mbok jangan gini, rakyat kita jadi tidak siap, kenapa? Selalu dibilang ini 'bencana itu sudah dibilang pemberian Gusti Allah', masya Allah. Maksud saya Tuhan itu mengatakan, Allah SWT, kita itu mesti yang namanya supaya hidup, hidup," ucap Megawati. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement