Sabtu 04 Feb 2023 20:14 WIB

Tekan Pengangguran, Pemerintah Siapkan BLK di Morowali

Kemenaker akan membangun BLK skala besar di Morowali.

Peserta mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja di bidang komputer di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK), Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (11/8/2022). Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membangun Balai Latihan Kerja (BLK) skala besar di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sebagai upaya untuk mengatasi pengangguran di daerah.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Peserta mengikuti pendidikan dan pelatihan kerja di bidang komputer di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK), Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Kamis (11/8/2022). Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membangun Balai Latihan Kerja (BLK) skala besar di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sebagai upaya untuk mengatasi pengangguran di daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) membangun Balai Latihan Kerja (BLK) skala besar di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sebagai upaya untuk mengatasi pengangguran di daerah.

"Dalam waktu dekat, (dilakukan) penandatangan nota kesepahaman pembangunan balai latihan antara Kemenaker dan Pemerintah Kabupaten Morowali, karena di kabupaten itu banyak kebutuhan tenaga kerja khususnya pada industri-industri metalurgi baik logam maupun mineral," kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans) Sulteng Arnol Firdaus Bandu di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (4/2/2023).

Baca Juga

Ia menyampaikan, pemanfaatan BLK sangat penting dalam mengasah keterampilan kerja masyarakat sesuai bidang masing-masing. Oleh karena itu, Morowali sebagai salah satu daerah di Sulteng melakukan upaya pematangan keterampilan melalui balai khusus.

BLK skala besar ini berstatus Unit Pelaksanaan Teknis Pusat (UPTP) di bawah kendali Kemenaker, dan skema pembangunannya menggunakan dana APBN, APBD, dan dana bantuan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Morowali.

"Begitu pun BLK Kota Palu sudah diserahkan kepada pemerintah pusat untuk pengelolaannya, sehingga saat ini sedang direnovasi kembali dan statusnya UPTP," ujar Arnol.

Ia memaparkan, pengangguran di provinsi ini relatif rendah. Pada 2022, angka pengangguran Sulteng sekitar 59.100 orang atau urutan kelima terbaik secara nasional. Ini tidak terlepas dari dukungan industri-industri besar di sejumlah daerah di provinsi itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement