Rabu 01 Feb 2023 08:30 WIB

Bagi Muslimah Amerika, Hijab Menunjukkan bahwa Mereka Berhak Memilih

Banyak muslimah menghadapi diskriminasi saat mengenakan hijab.

Rep: Alkhadeli Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Bagi Muslimah Amerika, Hijab Menunjukkan bahwa Mereka Berhak Memilih. Foto: Ilustrasi Muslimah
Foto: Pixabay
Bagi Muslimah Amerika, Hijab Menunjukkan bahwa Mereka Berhak Memilih. Foto: Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK–Sebagai satu-satunya siswa berhijab di sekolahnya di Bronx, New York pada tahun 90-an, Nazma Khan mengaku menghadapi begitu banyak diskriminasi sehingga dia berpikir untuk keluar. Teman sekelasnya menyebutnya 'Ninja', 'Batman', hingga 'Bunda Teresa.' Kekerasan fisik juga tidak jarang terjadi, didorong, ditendang dan diludahi hingga dipaksa melepas jilbab juga dirasakannya.

Setelah peristiwa 9/11, Khan mengatakan bahwa ada juga hijabphobia yang semakin memburuk, dia dikejar di jalan-jalan kota dan disebut teroris. Namun tetap saja, Khan mengatakan dia suka mengenakan jilbabnya, sebagai sebuah ekspresi lahiriah dan suatu hari ingin membantu wanita dan anak perempuan seperti dia yang dianiaya.

Baca Juga

“Saya terus memikirkannya, dan saya seperti, ‘Bagaimana jika saya meminta wanita dari semua lapisan masyarakat untuk mengenakan jilbab selama satu hari?'” katanya dilansir dari News India, Senin (30/1/2023).

“Mungkin mereka akan sadar juga bahwa saya tidak menyembunyikan bom di balik kerudung saya atau bahwa kerudung ini tidak mampu untuk menindas saya,"tambahnya.

Setelah tiga tahun merenungkan idenya, Khan mendirikan Hari Hijab Sedunia pada 2013. Liburan Februari mendorong orang untuk menghabiskan satu hari mengenakan jilbab dalam upaya untuk menormalkan mereka dan mengubah asumsi yang salah tentang penutup kepala. Sejak awal, tidak semua Muslim menyambut acara tahunan tersebut, tetapi dengan cepat mendapatkan popularitas, menyebar ke lebih dari 150 negara.

Bagi wanita muslimah, berhijab adalah ibadah sekaligus cara mengamalkan kesopanan, prinsip yang diharapkan dalam perilaku dan cara berbusana seluruh umat Islam. Meskipun hijab ini telah membuat wanita menjadi sasaran Islamofobia, wanita Muslim yang mengenakan jilbab di Amerika Serikat mengatakan bahwa keputusan untuk mengenakan penutup kepala adalah keputusan yang membebaskan. Dengan berbagi perjalanan hijabi mereka yang beragam, mereka mengatakan bahwa itu adalah bukti bahwa wanita Muslim itu kuat.

Adapum Bushra Amiwala (25 tahun) yang menjabat sebagai anggota dewan sekolah termuda di kota Skokie, Illinois, mengatakan dia juga memperhatikan sentimen pada saat itu dan bagaimana perlakuan terhadap orang-orang Muslim akan surut dan mengalir berdasarkan iklim politik.

Kondisi ini disebut membantunya membuat keputusan untuk mengenakan jilbab, sebagai langkah maju lainnya dalam perjalanan religiusnya dan cara untuk menghilangkan stigma jilbab. “Tujuan saya mengenakan jilbab adalah untuk menulis ulang praduga yang dimiliki orang tentang wanita Muslim sebelum tertanam secara permanen dalam pikiran mereka,” katanya.

“Dan saya pikir cara terbaik untuk melakukannya adalah ketika pikiran dan keyakinan kita dapat ditempa di sekolah menengah,"ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement