Senin 30 Jan 2023 10:28 WIB

Stok Minyakita Langka di Pasar, Zulhas: Barangnya Laris

Minyak goreng Minyakita dikabarkan mulai langka di pasaran.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) menunjukkan minyak goreng Minyakita sebelum dikirim ke Indonesia bagian timur di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Stok minyak goreng kemasan sederhana, Minyakita dikabarkan mulai langka di pasaran.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) menunjukkan minyak goreng Minyakita sebelum dikirim ke Indonesia bagian timur di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (11/8/2022). Stok minyak goreng kemasan sederhana, Minyakita dikabarkan mulai langka di pasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok minyak goreng kemasan sederhana, Minyakita dikabarkan mulai langka di pasaran. Selain itu, rata-rata harga yang diterima oleh konsumen juga melebihi dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14 ribu per liter.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengatakan, harga Minyakita saat ini sebetulnya tidak mengalami kenaikan dari produsen ataupun suplainya yang berkurang. Namun, ia mengeklaim, Minyakita sudah menjadi produk favorit pilihan masyarakat sehingga ketersediaan di pasar berkurang. Itu karena telah dikemas secara baik sehingga menarik konsumen untuk membeli.

Baca Juga

"Semua orang sekarang ambilnya Minyakita, jadi di pasar berkurang. Bukan suplainya berkurang, hanya saja barangnya laris. Penjualnya juga jadi lebih banyak," kata Zulkifli melalui keterangan resminya usai mengecek ketersediaan dan harga bahan pokok di Depok, akhir pekan lalu.

Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kemendag mencatat, rata-rata nasional harga Minyakita hingga akhir pekan lalu sebesar Rp 14.700 per liter, naik tipis dari pekan sebelumnya Rp 14.600 per liter. Adapun HET dipatok Rp 14 ribu per liter.

 

Kendati demikian, Zulhas menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk terus menambah pasokan Minyakita. Salah satunya dengan menurunkan rasio ekspor domestic market obligation (DMO) minyak sawit menjadi 1:6 dari sebelumnya 1:9.

Sebagai contoh, jika pengusaha mengalokasikan DMO sebesar 1.000 ton, izin kuota ekspor yang diperoleh sebesar 6.000 ton dari sebelumnya 9.000 ton. "Dengan begitu mudah-mudahan pasokan akan bertambah," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement