Selasa 24 Jan 2023 08:20 WIB

Hadis Gambarkan Bentuk dan Perawakan Rasulullah SAW

Bentuk dan perawakan Rasulullah SAW disebutkan dalam sejumlah hadits.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Hadits Gambarkan Bentuk dan Perawakan Rasulullah SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)
Foto: smileyandwest.ning.com
Hadits Gambarkan Bentuk dan Perawakan Rasulullah SAW. Foto: Kaligrafi Nama Nabi Muhammad (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Ditemui pada sejumlah hadis shahih, disebutkan bagaimana bentuk perawakan Rasulullah SAW. Kekasih Allah tersebut dikenal memiliki tubuh yang baik, bersih, juga sehat.

Dalam kitab Shifatu an-Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam karya Imam Bukhari, terdapat hadis yang diriwayatkan Sahabat Anas bin Malik. Hadis shahih ini berbunyi: “An Anas ibn Malik qala: kana Rasulullah SAW rab’atan, laysa bi-thawili wa la bil-qashiri, hasanal-jismi wa kana sya’ruhu laysa bija’din wa la sabtha, asmara launa, idza masya yatakaffa-u.”

Baca Juga

Yang artinya: “Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW berpostur sedang, tidak terlalu tinggi, dan tidak terlalu pendek. Bentuk tubuh beliau bagus, rambutnya tidak keriting merica dan tidak pula lurus. Rambut beliau berwarna kecokelatan. Jika beliau berjalan, tubuhnya condong ke depan."

Dalam Islam, mengejek orang lain baik itu mengejek sifatnya apalagi mengejek rupanya memang tak dibolehkan. Sehingga perilaku body shaming tak pernah dibenarkan dalam agama. Namun demikian, Islam juga mengajarkan tentang adab-adab yang berkolerasi pada pertumbuhan tubuh yang baik.

Misalnya, Rasulullah kerap melakukan puasa sunah secara rutin dengan beragam tujuan. Bisa karena tak memiliki makanan, ingin merayakan hari kelahirannya, ditujukan untuk menambah keimanan, bahkan puasa sebab makanan yang dimiliki ingin disedekahkan kepada orang yang membutuhkan.

Tak hanya itu, Rasulullah juga dikenal sebagai pribadi yang mendahulukan adab dan akhlak. Misalnya, Rasulullah selalu menganjurkan kepada setiap umat Muslim untuk makan sebelum lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang. Baik puasa maupun pola adab Rasulullah dalam makan ini pun kerap menuai pujian dari kalangan medis.

Sebab, apa-apa yang dilakukan Rasulullah memang tak pernah meleset seinci pun dari pakem teori dan praktik keilmuan modern. Hal ini tentu saja—apa yang dikerjakan Rasulullah—sesungguhnya adalah berkat tuntunan langsung dari Allah. Begitulah kiranya Allah mementori Nabi, dan Nabi pun tak letih-letih mementori umatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement