Selasa 13 Dec 2022 07:57 WIB

Astronom Lacak Ledakan Paling Terang di Alam Semesta

Ilmuwan mendeteksi GRB panjang terjadi selama 50 detik.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Penampakan sinar gamma
Foto: missionscience.nasa.gov
Penampakan sinar gamma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan melacak radiasi berenergi tinggi dari tabrakan dua bintang neutron. Penemuan ini dapat mengubah teori tentang asal usul ledakan paling kuat di alam semesta.

Sebuah ledakan dahsyat radiasi energi yang disebut long gamma-ray burst (GRB) atau GRB panjang terdeteksi pada Desember 2021 dari sumber yang berjarak 1,1 miliar tahun cahaya. Ledakan terjadi selama 50 detik. Temuan ini mendorong astrofisikawan untuk mencari pijaran berenergi rendahnya.

Baca Juga

Dilansir dari Space, Kamis (8/12/2022), semburan cahaya yang sangat terang namun memudar dengan cepat dari pijaran cahaya lama GRB sering menandakan supernova. Namun dalam kasus GRB ini, yang diberi nama GRB 211211A, tim menemukan bahwa pijaran cahaya diikuti oleh kilonova. 

Kilonova adalah ledakan kosmik langka yang diperkirakan terjadi hanya ketika bintang neutron, sisa-sisa padat dari bintang yang meledak, bergabung dengan yang lain (bintang neutron atau lubang hitam).

Penemuan rantai peristiwa ini dapat menjungkirbalikkan teori yang sudah ada. Teori menyebutkan bahwa GRB panjang tercipta semata-mata oleh runtuhnya bintang masif di akhir masa pembakaran bahan bakar nuklirnya. Lantaran penggabungan bintang-bintang neutron diduga menempa unsur-unsur alam semesta yang lebih berat, seperti emas, penemuan ini dapat membantu mengungkap bagaimana dan di mana logam berat ditempa.

GRB dianggap sebagai ledakan paling terang dan paling energik di alam semesta. GRB dibagi menjadi dua kelas yakni GRB pendek dan panjang. Yang bertahan kurang dari dua detik dianggap sebagai GRB pendek, dan yang bertahan lebih lama diklasifikasikan sebagai GRB panjang.

GRB pendek sebelumnya telah dikaitkan dengan penggabungan bintang neutron. Namun, penggabungan ini telah dikesampingkan sebagai asal GRB panjang. Ilmuwan percaya bahwa semburan energi di setiap sisi garis pemisah dua detik ini pasti memiliki asal yang berbeda.

Runtuhnya bintang-bintang raksasa diduga sebagai penyebab GRB yang panjang, karena bintang-bintang besar ini dapat memiliki massa yang setara dengan puluhan, atau bahkan ratusan matahari. 

Saat bintang-bintang ini menghabiskan bahan bakar untuk fusi nuklir, keseimbangan tekanan keluar terhadap tekanan gravitasi berhenti. Hal ini menyebabkan sejumlah besar materi ini masuk ke dalam untuk menciptakan dan memberi makan lubang hitam yang baru lahir dan peristiwa ledakan yang ditandai dengan supernova.

Material yang tersisa ditangkap oleh medan magnet lubang hitam ini dan diluncurkan ke luar angkasa dengan kecepatan mendekati cahaya, sehingga menggerakkan GRB yang panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement