Selasa 29 Nov 2022 05:22 WIB

Polres Cianjur Terapkan Sistem Buka Tutup Jalur ke Lokasi Bencana

Sistem buka tutup jalur diterapkan agar penyaluran bantuan korban gempa lebih lancar

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Relawan melintas di dekat lokasi longsor akibat gempa bumi di Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Relawan melintas di dekat lokasi longsor akibat gempa bumi di Jalan Raya Cipanas-Cianjur, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR - Polres Cianjur menerapkan sistem buka tutup bagi pengendara dengan tujuan lokasi bencana alam dan posko pengungsian untuk menyalurkan bantuan. Sistem buka tutup diterapkan agar tidak menghambat penanganan cepat yang dilakukan sukarelawan dan petugas gabungan.

Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan di Cianjur Senin (28/11/2022) mengatakan sejak dua hari setelah gempa magnitudo 5.6 yang mengguncang Cianjur, jalur menuju lokasi bencana alam di Kecamatan Cianjur, Cugenang dan Warungkondang, dipadati kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan.

Baca Juga

"Akibatnya jalur evakuasi, pendistribusian, dan penanganan yang dilakukan petugas gabungan menjadi terhambat. Untuk itu kami meminta warga yang hendak berdonasi silakan melalui posko resmi yang ada di Cianjur. Jangan lagi melakukan iring-iringan kendaraan," katanya.

Saat ini, kata dia, petugas gabungan berusaha memberikan pelayanan cepat untuk warga di seratusan lebih posko pengungsian. Termasuk merujuk warga yang sakit ke rumah sakit menggunakan ambulans banyak yang terhambat karena iring-iringan kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan.

Untuk mengantisipasi macet panjang yang terjadi di jalur menuju lokasi dan posko bencana, pihaknya akan menerapkan sistem buka tutup di jalur seperti Limbangansari-Cugenang, Nagrak-Cugenang, dan Rancagoong-Warungkondang, sehingga kendaraan yang membawa bantuan mandiri tidak diizinkan lebih dari dua unit.

"Lebih baik salurkan ke posko resmi. Hal tersebut agar bantuan bagi korban gempa dan petugas serta relawan gabungan dalam menjalankan tugasnya tidak terganggu dengan arus lalu lintas yang padat," kata Doni.

Koordinator tangki air Palang Merah Indonesia (PMI) Cianjur AG Darwin mengatakan upaya maksimal memenuhi kebutuhan air di 50 titik posko pengungsian di Kecamatan Cianjur dan Cugenang, hanya bisa dilakukan satu kali setiap harinya karena jalur menuju lokasi dipadati kendaraan yang hendak menyalurkan bantuan. "Setiap harinya 16 unit tangki air dengan kapasitas 80 ribu liter kita turunkan. Kalau tidak macet di jalur pendistribusian, dalam satu hari kita bisa 2 sampai 3 kali mendistribusikan air bersih ke lokasi pengungsian. Kami minta ada pembatasan dari pihak berwenang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement