Senin 14 Nov 2022 19:26 WIB

Gunung Anak Krakatau Erupsi Selama Dua Menit

Gunung Anak Krakatau berada pada status level III atau siaga terhitung 24 April 2022.

Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi 2.000 meter, pada Ahad (17/7) pukul 08.47 WIB.
Foto: PVMBG
Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda mengalami erupsi dan mengeluarkan kolom abu setinggi 2.000 meter, pada Ahad (17/7) pukul 08.47 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan adanya aktivitas erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Petugas Pos Pantau Gunung Anak Kratakatu Andi Suardi mengatakan erupsi terjadi pukul 09.33 WIB dengan tinggi kolom abu lebih kurang 300 meter di atas puncak gunung api tersebut.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 15 mm dan durasi sementara ini lebih kurang 2 menit 5 detik," kata Andi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Gunung Anak Krakatau melontarkan abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur.

Berdasarkan laporan PVMBG sejak pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami satu kali erupsi, dua kali gempa hembusan, satu kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa beruntun, dua kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa tremor menerus.

Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada status level III atau siaga terhitung sejak 24 April 2022.

PVMBG merekomendasikan masyarakat, pengujung, wisatawan, maupun pendaki untuk tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.

Catatan sejarah kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahirnya 11 Juni 1930 hingga 2000, telah erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif.

Dari sejumlah letusan tersebut, umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Waktu istirahat berkisar antara satu sampai delapan tahun dan umumnya terjadi empat tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement