Jumat 11 Nov 2022 21:06 WIB

Seratusan Warga di Empat Desa di Ngawi Terjangkit Chikungunya

Penyakit chikungunya biasanya naik saat musim hujan.

Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya. Seratusan Warga di Empat Desa di Ngawi Terjangkit Chikungunya
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Aktivitas pengasapan (fogging) mencegah jentik nyamuk penyebab demam berdarah dan chikungunya. Seratusan Warga di Empat Desa di Ngawi Terjangkit Chikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Sekitar seratusan warga empat desa di Kabupaten Ngawi, Jatim terjangkit penyakit chikungunya sejak beberapa pekan terakhir hingga petugas dinas kesehatan setempat melakukan pengasapan guna mengantisipasi semakin mewabahnya virus yang ditularkan dari gigitan nyamuk sejenis DB tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi Yudono mengatakan sesuai data empat titik desa yang warganya terserang chikungunya tersebut adalah Desa Keras Wetan, Klampisan, dan Sidorejo di Kecamatan Geneng, serta Desa Tirak di Kecamatan Kwadungan.

Baca Juga

"Sudah satu bulan terakhir kita sampaikan agar petugas puskesmas dan warga mengantisipasi DBD dan temannya yaitu chikungunya. Pada waktu-waktu musim hujan seperti ini biasanya akan naik. Sejauh ini, kalau tidak salah ada empat titik desa yang terjangkit," ujar Yudono, Jumat (11/11/2022).

Guna mengantisipasi penyebaran penyakit chikungunya, Dinkes Ngawi telah melakukan pengasapan atau fogging di daerah desa yang terjangkit. "Secara kewilayahan, kepala puskesmas harus sudah tanggap. Jadi kalau ada kasusnya harus langsung di-fogging," kata dia.

Selain fogging, dinkes setempat juga mengimbau masyarakat untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Kegiatan PSN dengan 3M plus dinilai sangat efektif untuk memutus siklus nyamuk pembawa penyakit chikungunya dan demam berdarah. Sehingga, penyakit demam berdarah maupun chikungunya dapat dicegah.

Sementara, salah satu warga Desa Keras Wetan, Purwati mengatakan, penyakit chikungunya tersebut menyerang warga secara bergantian. Rata-rata warga mengeluhkan demam, persendian sakit, dan lemas tidak bisa berjalan.

"Gejala awal, kaki terasa berat. Terus buat jalan kaki sakit sekali bahkan hampir tidak bisa jalan. Setelah itu, panas, kena air itu menggigil, dan linu-linu semua di sendi," kata dia.

Saat ini puskesmas terdekat telah memberikan pengobatan untuk mempercepat proses penyembuhan. Petugas dinkes juga sudah melakukan fogging di sekitar rumah warga yang terjangkit chikungunya. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan serangan penyakit chikungunya dapat berkurang dan warga dapat beraktivitas normal kembali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement