Rabu 09 Nov 2022 05:49 WIB

Diet Ini Bisa Redakan Stres dalam Sebulan, Apa Itu?

Pola makan bisa membantu mengelola stres.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
Makan (ilustrasi)
Foto: Pixnio
Makan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa diet psikobiotik bisa membantu menurunkan kadar stres dalam waktu satu bulan. Diet psikobiotik merupakan pengaturan pola makan yang tinggi akan makanan fermentasi dan prebiotik.

Studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari APC Microbiome ini melibatkan 45 orang dewasa yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 24 orang dewasa yang diminta untuk menerapkan diet psikobiotik selama empat pekan, sedangkan kelompok kedua terdiri dari 21 orang sebagai kelompok kontrol.

Baca Juga

Selama studi berlangsung, tingkat stres, kesehatan secara umum, dan pola makan para partisian diukur melalui kuesioner yang tervalidasi. Tim peneliti juga melakukan analsiis terhadap sampel plasma, urin, dan feses para partisipan.

Seperti dilansir Nature, tim peneliti mendapati adanya penurunan tingkat stres yang signifikan pada kelompok pertama, yaitu 32 persen. Sedangkan penurunan tingkat stres pada kelompok kontrol adalah 17 persen.

"Intervensi diet psikobiotik jangka pendek dapat memperbaiki stres yang dirasakan pada populasi sehat, sekaligus memicu perubahan metabolik spesifik pada mikrobiota usus," jelas tim peneliti.

Ini merupakan salah satu studi pertama yang menyoroti interaksi antara pola makan, mikrobiota, dan kesehatan mental. Tim peneliti menilai perlu dilakukan studi lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan durasi yang lebih lama untuk mengonfirmasi temuan ini.

Apa Kata Ahli Gizi? 

Makanan fermentasi seperti roti sourdough, tempe, kimchi, atau kefir dan makanan tinggi serat seperti sayuran hijau dan gandum bisa memang bisa memberikan dampak yang nyata pada fungsi stres tubuh, menurut ahli gizi Jenna Hope. Hal ini bisa terjadi karena makanan-makanan ini mengandung bakteri baik dan serat prebiotik yang bisa memelihara kesehatan usus.

"Dengan cara memberi makan bakteri baik (di usus)," ungkap Hope, seperti dilansir Woman and Home.

 

Hope mengatakan, konsumsi makanan fermentasi dan makanan berserat tinggi dapat memicu produksi asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat, dan propionat. Hope mengatakan asam lemak rantai pendek diyakini berkaitan dengan beragam manfaat kesehatan seperti perbaikan suasana hati, penyerapan nutrisi, dan kualitas tidur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement