Senin 31 Oct 2022 20:56 WIB

Walkot Eri Targetkan Batik Khas Surabaya Bisa Ekspor

Walkot Eri Cahyadi menargetkan batik khas Surabaya bisa diekspor ke luar negeri.

Perajin membatik dengan kuas di selembar kain di Rumah Kreatif Batik Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Walkot Eri Cahyadi menargetkan batik khas Surabaya bisa diekspor ke luar negeri.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Perajin membatik dengan kuas di selembar kain di Rumah Kreatif Batik Putat Jaya, Surabaya, Jawa Timur. Walkot Eri Cahyadi menargetkan batik khas Surabaya bisa diekspor ke luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menargetkan batik khas Kota Pahlawan, Jawa Timur, yang dipamerkan di "Karnaval Nang Tunjungan" bisa diekspor ke mancanegara.

"Motif batik khas Kota Surabaya menjadi pengenal atau ikon bagi Kota Pahlawan. Karena itu, pemkot berencana untuk mengembangkan motif batik khas Kota Surabaya untuk dipasarkan ke mancanegara," kata Eri Cahyadi dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Menurut dia, kegiatan "Karnaval Nang Tunjungan" yang digelar oleh Pemkot Surabaya bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Surabaya dan Bank Jatim di sepanjang Jalan Kunjungan, Surabaya, Minggu (30/10) malam sukses memikat hati warga Surabaya dan sekitarnya.

Tidak terkecuali beberapa Kepala Daerah di kawasan Gerbangkertasusila meliputi Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan, yang juga hadir di acara tersebut.

Cak Eri panggilan kekatnya mengatakan, melalui "Karnaval Nang Tunjungan", pemkot ingin memperkenalkan motif batik khas Kota Surabaya dengan menggerakkan para UMKM. Sekaligus pula untuk memamerkan dan memperagakan busana batik karya dari para desainer UMKM Kota Surabaya.

Motif batik yang diperkenalkan adalah hasil karya dari 16 pembatik dan 14 desainer UMKM asal Kota Surabaya. Adapun motif batik meliputi motif Sparkling Surabaya, Gembili Wonokromo, Remo Surabayan, Abhi Boyo, Kembang Bungur, dan Doro Kidungan.

Bahkan yang menarik, batik yang digunakan kepala daerah juga kombinasi dari kain tenun dari Gresik, Lamongan, Mojokerto hingga Sidoarjo.

"Alhamdulillah ini menunjukkan batik Surabaya sudah bisa dimasukkan ke daerah lainnya. Kami sekarang sudah memiliki ciri khas dan Insya Allah batik itu akan terus kami kembangkan sampai bisa ekspor ke negara lainnya," ujar dia.

Cak Eri, sapaan akrabnya, menjelaskan, pada pengembangan batik khas Kota Surabaya tersebut, telah dikombinasikan dan dipadu padankan dengan motif batik khas Kabupaten Gresik dan Lamongan yang memiliki kain tenun.

"Kami sudah kerja sama dengan Gresik dan Lamongan karena di sana ada tenun. Nanti, Insya Allah batiknya itu seperti dipakai kepala daerah lain dikombinasikan, ada tenun dan ada batiknya Surabaya. Kami akan kembangkan untuk menaikkan kemampuan UMKM Surabaya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement