Jumat 16 Sep 2022 05:33 WIB

Rasio Elektrifikasi di Provinsi Banten Meningkat Menjadi 99,3 Persen

Pemprov Banten meluncurkan program lisdes untuk mencapai elektrifikasi 100 persen.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315MW di Desa Lontar, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Pekerja berkomunikasi dengan operator alat berat pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension 1x315MW di Desa Lontar, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (29/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Rasio elektrifikasi di Provinsi Banten tahun 2021 sudah mencapai 99 persen atau meningkat dari tahun 2019 yang berada di angka 99,2 persen. Pelaksana Tugas (Plt) Kepada Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten, Deri Dariawan mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten sedang mengoptimalkan program listrik perdesaan (lisdes).

Kebijakan itu dilakukan untuk mencapai rasio elektrifikasi 100 persen. "Saat ini program listrik perdesaan masih diperlukan dalam rangka mencapai rasio elektrifikasi 100 persen di Provinsi Banten," kata Deri di acara 'Customer Gathering Bersama Pelanggan PLN' di The Spring Club Summarecon, Gading Serpong, Kabupaten Tangerang, Kamis (15/9/2022).

Dia mengatakan, program lisdes di Provinsi Banten sudah dimulai sejak tahun 2003. Lisdes merupakan program pemberian listrik gratis kepada rumah tangga di perdesaan dan masyarakat miskin perkotaan, dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sampai saat ini, kata Deri, program lisdes yang diadakan Pemprov Banten menyasar 232.211 rumah tangga sasaran (RTS) yang ada di delapan kabupaten/kota. Selain dari anggaran APBD Provinsi Banten, lisdes bisa berjalan berkat dukungan APBD kabupaten/kota, APBN, dan dana tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan.

Pemprov Banten pun berharap PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten dapat terus bersinergi meningkatkan pelayanan pada sektor ketenagalistrikan. Deri menuturkan, PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten dapat meningkatkan inovasi pelayanan, serta melakukan sinergi bersama pemerintah daerah (pemda) untuk meningkatkan kualitas pembangunan ketenagalistrikan.

Hal itu untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik dan harga yang wajar, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Deri mengatakan, Provinsi Banten layak disebut lumbung energi listrik disebabkan dengan banyaknya pembangkit

Provinsi Banten memiliki infrastruktur strategis terkait penyediaan tenaga listrik melalui pembangkit tenaga listrik di beberapa wilayah. Di antaranya, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya dengan kapasitas tegangan mencapai 4.000 megawatt (MW) di Kota Cilegon. Kemudian PLTU Jawa 7 di Desa Terate, Kabupaten Serang berkapasitas 2.000 MW dan PLTU Banten di Pulo Ampel, Kabupaten Serang. Lalu PLTU Lontar, Kabupaten Tangerang, dan PLTU Labuan di Kabupaten Pandeglang.

Sementara itu GM PLN UID Banten Awaludin Hafidz menjelaskan, kegiatan customer gathering merupakan bentuk apresiasi PT PLN atas kerja samanya yang selama ini terjalin dengan baik kepada pelanggan setia di Provinsi Banten. "Mudah-mudahan kerja sama yang selama ini terjalin bisa terus ditingkatkan menjadi lebih baik lagi," katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement