Jumat 26 Aug 2022 11:13 WIB

Peneliti BRIN: Kampanye Diharapkan Jadi Pasar Gagasan

Partai perlu membuat terobosan agar tak hanya sekadar menyampaikan jargon.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Atribut kampanye dan bendera partai politik (ilustrasi)
Foto: ANTARA/ROSA PANGGABEAN
Atribut kampanye dan bendera partai politik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Senior Pusat Riset BRIN, Firman Noor, mendorong agar partai politik mau memajukan ide, visi atau gagasannya dalam kampanye. Sehingga ke depan diharapkan kampanye menjadi pasar gagasan.

"Kita membayangkan sebuah kampanye nanti betul-betul berisikan ide dan visi yang dikumandangkan, yang diperjuangkan dan diperdebatkan," kata Firman dalam diskusi daring bertajuk 'Persiapan Partai Politik Menjelang Pemilu 2024: Tantangan dan Peluang', Kamis (25/8).

Baca Juga

Menurutnya, partai perlu melakukan terobosan dari agar kampanye tidak lagi sekedar penyampaian jargon tanpa makna yang tidak relevan dengan kehidupan masyarakat. Dirinya justru melihat kampanye seperti orang berjualan obat.

"Rakyat kita tidak dianggap sebagai partner atau mitra dialog yang sejajar, melainkan sekadar pendengar yang baik layaknya anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan senang dininabobokan," ucapnya.

Ia menambahkan, sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam prakteknya pelaksanaan kampanye politik lebih terlihat seperti pasar malam ketimbang menjadi pasar gagasan, atau pasar ide.

Menurutnya hal tersebut harus segera dihentikan oleh partai-partai.

"Jadi kita harus mengubah bahwa kampanye dari sekedar pasar malam, menjadi pasar harapan besar indonesia di masa yang akan datang," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement