Sabtu 14 May 2022 11:42 WIB

Polisi Israel Menyerang Secara Brutal Pelayat dan Pengusung Jenazah Jurnalis Aljazirah

Polisi Israel memukuli pelayat dengan pentungan dan melempar gas air mata.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Pelayat Palestina membawa jenazah Shireen Abu Akleh keluar dari kantor Aljazirah setelah teman dan kolega memberikan penghormatan, di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.
Foto: AP/Nasser Nasser
Pelayat Palestina membawa jenazah Shireen Abu Akleh keluar dari kantor Aljazirah setelah teman dan kolega memberikan penghormatan, di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel secara brutal menyerang prosesi pemakaman yang membawa jenazah jurnalis terkenal yang terbunuh Shireen Abu Akleh (51 tahun) di Yerusalem Timur yang diduduki, Jumat (13/5/2022).

Dilansir dari Al Araby pada Sabtu (14/5/2022), polisi Israel terlihat menyerang pelayat saat mereka membawa peti mati Abu Akleh melalui Yerusalem dari rumah sakit ke tempat pemakamannya. Tongkat pentungan, gas air mata, dan kuda digunakan oleh polisi Israel terhadap para pelayat. Terdapat tembakan dan jeritan yang terdengar dalam siaran langsung pemakaman saat pengusung jenazah berjuang menjaga peti mati tetap tegak.

Baca Juga

Wartawan veteran Abu Akleh ditembak mati oleh pasukan Israel saat meliput serangan di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat untuk Aljazirah pada Rabu (11/5). Padahal dia mengenakan rompi pers yang dengan jelas yang mengidentifikasi dirinya sebagai anggota media.

Kematiannya telah mengejutkan Palestina dan menyebabkan curahan kritik global terhadap penargetan jurnalis oleh Israel. Ribuan pelayat Palestina diperkirakan mengucapkan selamat tinggal kepada jurnalis terkenal itu selama pemakamannya di Kota Tua pada Jumat.

Sementara Israel telah membatasi jumlah peserta dalam pemakaman hingga 50 orang dan melarang pengibaran bendera Palestina serta nyanyian. Kemudian mengancam akan membubarkan pelayat jika tuntutan ini tidak dipenuhi.

Berdasarkan The New Arab, Al Araby Al-Jadeed, mengutip direktur Klub Tahanan Palestina di Yerusalem Nasser Qaws mengatakan orang-orang Palestina akan menolak mematuhi aturan tersebut. Seorang jurnalis Yerusalem mengatakan, belasan rekan Abu Akleh harus meratapinya sambil mengenakan jaket pers seperti yang dikenakan reporter terkenal ketika dia terbunuh.

Rombongan membawa jenazahnya menuju gereja Katolik di mana misa pemakamannya akan diadakan, Jenazah akan dikebumikan di Pemakaman Gunung Sion di pinggiran Kota Tua untuk dimakamkan di sebelah orang tuanya.

Di samping itu, menurut radio Israel, Polisi Israel telah ditempatkan dalam status siaga tinggi di Yerusalem. Ratusan petugas intelijen dan polisi berpakaian preman telah dikerahkan dan sumber-sumber lokal mengatakan pos pemeriksaan telah dipasang di dekat Kota Tua.

Sumber yang dekat dengan keluarga tersebut menyatakan, persiapan pemakaman dilakukan ketika saudara laki-laki jurnalis yang terbunuh, Anton Abu Akleh, dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi Israel di pemukiman Neve Yaakov di Yerusalem Timur, Kamis (12/5/2022) sore. 

Anton diperingatkan oleh intelijen Israel untuk tidak mengibarkan bendera Palestina atau bernyanyi di pemakaman. Pada Kamis, polisi Israel merobek bendera Palestina di luar rumah keluarganya dan menyerang pelayat, serta menahan dua orang. Di sisi lain, Anggota parlemen Palestina dari Israel Osama Saadi dan Ahmad Tibi menemani Anton Abu Akleh selama penyelidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement